.

.

Sabtu, 06 Juni 2015

Mendaki Kehidupan


’Teng...Teng...Teng...’

Lonceng sekolah yang menandakan jam istirahat pun dibunyikan, murid-murid langsung keluar dari kelasnya masing-masing untuk beristirahat. Sebagian murid ada yang sedang duduk di lorong sekolah dan bercanda dengan teman-temannya, dan sebagian lagi menuju ke kantin untuk membeli makan siang, termasuk Nikki. Nikki, cewek cantik, kaya dan popular. Teman-teman Nikki menganggap bahwa hidup Nikki sangat sempurna. Tapi dibalik itu semua, sosok Nikki hanya mementingkan ke populerannya dan sering menghamburkan uang demi kesenangannya semata, Nikki mendapatkan semua kekayaan itu dari ayahnya. Ayah Nikki seorang direktur di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta.



Saat Nikki sedang berjalan menuju kantin, Ia mendengar sahabatnya Bella berteriak memanggil namanya.

“Nikki..Nikki..Tunggu!” Teriak Bella

“Ada apa sih Bel?” jawab Nikki

“Nik, nanti pulang sekolah kita ke mall yuk! Kita shopping soalnya kemarin gue ngeliat ada baju yang modelnya bagus, oh iya sekalian kita ke salon juga ya, gue mau creambath. Ayolah please Nik..” bujuk Bella

“Hmm.. gimana ya?” pikir Nikki

“Ayo dong Nik, please..” Bella memohon

“Okay pasti dong gue mau!” seru Nikki

“Yey..Thanks Nikki! Eh ke kantin yuk, laper nih” ajak Bella

“Tadi juga gue mau ke kantin, tapi gara-gara lo teriak-teriak jadi berhenti deh gue” jawab Nikki

“Haha sorry sorry, yaudah yuk!” seru Bella sambil menarik tangan Nikki


***


Sepulang sekolah mereka berdua langsung pergi ke mall. Saat di mall mereka pun sampai lupa waktu karena terlalu asik berbelanja dan ke salon, akhirnya saat jam menunjukkan pukul setengah Sembilan malam mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya Nikki di rumah, Ia berjalan memasuki rumahnya dan segera menuju ke kamarnya. Tapi saat Nikki melewati ruang keluarga, Ia mendengar suara Ayahnya bertanya kepada dirinya.

“Darimana saja kamu Nikki?” Tanya ayah Nikki dengan suara tegas

“Eh ada papa, kok belum tidur pa? Ini Nikki abis shopping sama Bella” jawab Nikki

“Nikki, papa kan sudah bilang jangan suka menghambur-hamburkan uang, lebih baik uang itu kamu tabung untuk biaya masuk kuliah kamu!” kata ayah Nikki sedikit membentak

“Kalo biaya masuk kuliah kan ada papa yang biayain” jawab Nikki santai

“Sampai kapan kamu tergantung sama papa? Nik dengar, tadinya papa tidak mau memberi tau kamu soal masalah ini, tapi mau tidak mau papa harus menceritakannya. Nik, sekarang perusahaan papa sedang ada masalah keuangan, anggaran biaya di kantor papa juga tidak mencukupi untuk menutupi masalah keuangan tersebut. Besar kemungkinan perusahaan papa akan bangkrut” jelas ayah Nikki sambil menatap putrinya

“Papa bangkrut? Ga mungkin papa bangkrut. Perusahaan papa kan perusahaan terkenal, gimana bisa bangkrut?” sahut Nikki tidak terima

“Maafkan papa Nikki.. Kemungkinan besok lusa kita akan pindah rumah, dan surat kepindahan sekolah kamu nanti papa yang akan mengurusnya” kata ayah Nikki

“Hah? Nikki pindah sekolah? Nikki ga mau!” seru Nikki

“Itu sudah menjadi keputusan mama sama papa Nikki, mau tidak mau kamu harus terima. Ini semua juga demi kebaikan kamu..” jelas ayah Nikki. Nikki hanya menatap wajah ayahnya. Nikki sangat kesal terhadap ayahnya, Ia segera masuk ke dalam kamar dan menguncinya.


***


Keesokan harinya saat bel pulang sekolah berbunyi, Nikki segera merapikan semua bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Saat Ia beranjak pergi keluar kelas Bella menghampiri dirinya.

“Nikki... Mau jalan ga? Ke mall atau nongkrong di cafe gitu?” ajak Bella

“Gue sih mau bel, tapi gue ga bisa” jawab Nikki

"Yah Nikki.. Emang lo mau kemana?" Tanya Bella

“Gue ada urusan” jawab Nikki singkat

“Urusan apaan? Hari ini lo aneh tau Nik, seharian kerjaan lo murung terus” jelas Bella

“Gue mau pindah Nik” jawab Nikki

“Pindah rumah? Kemana?” Tanya Bella

“Iya pindah rumah sama pindah sekolah” jawab Nikki pasrah 

What? Lo mau pindah sekolah juga? Kenapa Nik?” Tanya Bella kaget

“Iya gue juga gamau pindah rumah apalagi sekolah gue, semuanya gara-gara bokap gue! Nyebelin!” seru Nikki kesal

“Yah Nikki.. Lo kan sahabat gue satu-satunya di sekolah ini, kalo lo pindah gue sama siapa?” Tanya Bella

“Kan masih ada anak-anak lainnya kayak Chika CS.. Udah ya gue balik duluan, kalo gue telat ntar bokap ceramah lagi” jelas Nikki

“Yah yaudah deh, dah Nikki, hati-hati ya Nik” kata Bella sambil melambaikan tangan


***


Sesampainya Nikki di rumah, Ia dan kedua orang tuanya segera membereskan barang-barang. Setelah selesai merapikan semua barang-barang, Nikki sekeluarga segera meninggalkan rumahnya dan pergi menuju rumah baru mereka. Selama di perjalanan Nikki tidak melihat pemandangan sekitar, Ia lebih memilih tidur hingga sampai tempat tujuan.

“Nikki, bangun sayang, kita sudah sampai” kata mama Nikki sambil mengelus pipi Nikki

“Kita dimana ma? Kok disini kampung banget sih” kata Nikki

“Ini di desa Waringin, letaknya di kaki gunung kecil yang nama gunungnya sama seperti nama desanya, Waringin. Sekolah kamu juga kelihatan dari sini Nik” jelas mama Nikki 

“Sudah ayo masuk ke dalam” ajak ayah Nikki

Sesampainya mereka di rumah barunya, kedua orang tua Nikki segera menata rumahnya, sedangkan Nikki lebih memilih untuk tidur di kamarnya. Saat keluarga Nikki sedang membereskan rumahnya, ada salah satu tetangga sekitar yang datang untuk menyambutnya.

‘Tok..tok..tok..’ Suara pintu diketuk

“Permisi...” Kata orang di balik pintuu

“Ya sebentar..” Kata mama Nikki sambil membukakan pintu

“Maaf mengganggu, ini ada sedikit makanan dari ibu saya, katanya disini ada tetangga yang baru pindah ya?" tanyanya

“Iya, terima kasih banyak ya, mari masuk, nama kamu siapa?" Tanya mama Nikki ramah

“Iya, nama saya Anna, bu..” Kata Anna lembut

“Ooh Anna, tante juga punya anak seumuran kamu namanya Nikki, sebentar ya tante panggilkan” kata mama Nikki

“Nikki.. Nikki.. Sini sebentar sayang..” Panggil mama Nikki

“Iya” jawab Nikki singkat, Ia segera beranjak dari tempat tidurnya

“Ini kenalkan dia Anna, Anna kenalkan ini Nikki anak tante” jelas mama Nikki

“Hai, nama aku Anna” kata Anna sambil menjulurkan tangannya

“Nikki” jawab Nikki singkat sambil melirik Anna dari atas sampai bawah

“Anna, bagaimana kalau kamu mengajak Nikki jalan-jalan di sekitar sini? Kamu tidak keberatan kan?” tanya mama Nikki

“Iya tante ga apa-apa. Ayo Nikki” ajak Anna ramah. Dengan berat hati Nikki mengikuti kemauan mamanya.

Mereka pun pergi berkeliling, baik Nikki atau pun Anna tidak ada yang membuka pembicaraan, kesunyian pun mendera mereka. Anna akhirnya yang membuka pembicaraan.

“Kamu pindahan dari mana?” Tanya Anna

“Jakarta” jawab Nikki singkat

“Sepertinya kamu ga suka tinggal disini ya?” Tanya Anna

“Iya emang gue ga suka, gue benci disini! Kalau lo tanya kenapa, ini semua karena bokap gue. Bokap gue bangkrut, dan gue harus pindah ke sebuah kampung yang letaknya aja gue ga tau dimana! Oh ya ada lagi dan gue jadi terpaksa hidup miskin gini!" jawab Nikki ketus

“Ga ada yang salah dengan hidup miskin, tapi walaupun kamu miskin kamu masih bisa bahagia dengan kedua orang tua kamu” jelas Anna

“Hah? Maksud lo?” Tanya Nikki bingung

“Ayahku meninggal 2 tahun lalu, dan ibuku.. Dia jadi menyuruhku pindah kesini, ya bisa dibilang dulu aku juga seperti kamu walaupun aku ga sekaya kamu, aku hanya orang yang berkecukupan, apa yang aku mau pasti di kabulkan oleh orang tua ku, dan pada awalnya aku juga ga suka tinggal disini” jelas Anna

“Terus kenapa lo bisa betah disini? Selama 2 tahun pula?” Tanya Nikki

“Ya karena gue berpendapat bahwa hidup itu adalah sebuah pendakian, mau tidak mau kita harus mendaki kehidupan yang keras ini, dan ingat Nik, hidup juga seperti roda yang berputar, terkadang kita berada di atas dan terkadang kita berada di bawah”

“Maksud kata-kata lo apa?” Tanya Nikki heran

“Ya... setiap orang pasti punya mimpi, dulu aku juga punya sebuah mimpi dan aku yakin itu bisa tercapai. Tapi setelah ayahku meninggal aku jadi tidak yakin apa semua mimpiku dulu bisa terwujud atau tidak sekarang? Setiap langkah yang aku ambil sekarang agar aku dapat kembali seperti dulu, itu hilang begitu saja.. Tapi aku harus terus berusaha ya setidaknya hidupku ini sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Semua orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik buat anaknya, Nik" jelas Anna

Nikki pun terdiam, Ia merasa prihatin dengan Anna

“Kamu kenapa?” Tanya Anna

“Hah? Gapapa kok. Iya semua kata-kata lo ada benarnya juga, gue jadi sadar orang tua gue pasti menginginkan yang terbaik buat gue, makanya mereka seperti ini” Jawab Nikki. Anna hanya menatap Nikki dan tersenyum

“Eh iya, Na. Besok berangkat sekolah bareng gue ya, lo mau kan?” ajak Nikki

“Tentu” jawab Anna sambil tersenyum


***


Bel masuk pun berbunyi. Ini hari pertama Nikki menginjakkan kakinya di sekolah ini. Ia bersekolah disini mulai sekarang, SMA Bangsa. Nikki pun mulai memasuki ruang kelasnya. Wali kelasnya menyuruh Nikki untuk memperkenalkan diri di depan kelas.

“Hai semuanya nama gue Nikki, gue pindahan dari Jakarta, salam kenal” kata Nikki memperkenalkan diri di depan kelas

Semua murid yang ada di ruang kelas itu menyambut hangat kedatangan Nikki. Sejak saat itu, sifat Nikki pun mulai berubah sedikit demi sedikit. Yang awalnya Ia hanya suka berfoya-foya dan menentang perintah kedua orang tuanya, sekarang sudah tidak lagi. Sekarang Ia jadi bersahabat dengan Anna. Ia selalu mengingat semua perkataan Anna bahwa hidup itu adalah sebuah pendakian dan kita harus mencoba untuk mendaki kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar