.

.

Rabu, 25 November 2015

Ilmu Sosial Dasar


INDUSTRI KECIL
DI KALANGAN MASYARAKAT



Apa kalian tau yang di maksud dengan industri kecil?
Apa kalian tau peranan industri kecil?
Apa kalian tau permasalahan apa saja yang terdapat di industri kecil dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?
Apa kalian tau manfaat apa saja yang terdapat pada industri kecil?
Apa kalian tau contoh nyata peranan industri kecil dalam masyarakat?



Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan diatas, alangkah baiknya jika kita membahasnya dari dasar, supaya kita dapat mengetahui seluk beluk industri itu seperti apa. Berbicara mengenai industri, tidak lengkap rasanya bila kita tidak membahas mengenai sejarah industri itu sendiri. Revolusi Industri awalnya bermula di negara Inggris pada tahun 1700-an dan mulai menyebar ke bagian lain di benua Eropa dan Amerika pada awal tahun 1800-an, dan menyebar luas ke bagian Eropa Barat dan Timur Laut Amerika Serikat  pada pertengahan tahun 1800-an. Revolusi Industri telah menciptakan pertambahan yang sangat besar dalam produksi beragam jenis barang. Sebagian dari peningkatan produksi ini disebabkan oleh diperkenalkannya mesin-mesin bertenaga non-hayati dan berkembangnya organisasi pabrik.
Sebelum revolusi industri, pembuatan barang-barang dikerjakan dengan menggunakan tangan atau mesin-mesin sederhana. Kebanyakan masyarakat bekerja di rumah yang ada di desa-desa, namun ada juga sebagian kecil masyarakat yang bekerja di bengkel-bengkel yang ada di kota yang tergabung dalam perkumpulan yang disebut guild. Revolusi industri secara perlahan namun pasti mulai mengeluarkan pekerjaan membuat benda-benda tadi dari rumah dan bengkel. Mesin-mesin yang dikendalikan dengan energi non-hayati (Power driven- machinery) telah menggantikan pekerjaan tangan, dan pabrik-pabrik tumbuh sebagai cara terbaik untuk menggabungkan mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Berdasarkan klasifikasi dan tahap pengolahan sumber daya alam oleh industri. Maka industri terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1.         Industri Primer atau Industri Ekstraksi
Industri primer atau industri ekstraksi merupakan industri yang menggali dan mengelola sumber daya alam langsung dari bumi, dalam hal ini contohnya tercakup industri pertanian dan pertambangan.
2.         Industri Sekunder atau Industri Pabrikasi
Industri sekunder atau industri pabrikasi merupakan industri yang mengelola lebih lanjut hasil-hasil dari industri primer, contohnya adalah industri semen, industri kertas, industri kain, industri mobil dan sebagainya.
3.         Industri Tersier atau Industri Distribusi
Industri tersier atau industri distribusi merupakan industri jasa yang mendistribusikan hasil-hasil produksi industri primer maupun sekunder ke tangan para konsumen, contohnya adalah agen mobil, toko-toko, perusahaan distributor dan sebagainya.
Penggolongan industri berdasarkan sifat proses produksi yang berkaitan dengan bahan baku yang di proses dibagi menjadi dua, yaitu:
1.         Industri Proses Kontinyu
Industri proses kontinyu merupakan industri yang bahan bakunya diolah secara kontinyu seperti industri semen, industri cat, industri bubur kertas, industri pengilangan minyak, industri pupuk, industri gula dan sebagainya.
2.         Industri Proses Diskrit
Industri produk diskrit merupakan bahan baku ketika berpindah dari mesin ke mesin terputus-putus tahap pengerjaannya (diskrit) seperti mobil, TV, sepatu, pakaian, mebel, dan sebagainya.
Industri dibedakan dengan dagang, karena industri mengandung aktifitas produksi. Sedangkan dagang hanya memindahkan barang dan atau jasa dari suatu tempat dan waktu ke tempat atau waktu yang lain (distribusi). Berbicara mengenai produksi, untuk bisa menghasilkan produk, suatu industri memerlukan enam jenis masukan atau input. Ke enam masukan ini di proses secara efisien, efektif, dan produktif untuk kemudian berubah menjadi keluaran atau output yang berupa produk seperti barang atau jasa. Ke enam masukan itu adalah sumber daya alam, modal, tenaga kerja, manajemen, teknologi, dan moral.
Pengaplikasian teknik industri yang biasanya disiplin ilmu teknik sangat spesifik pada bidang tertentu. Tetapi, aplikasi disiplin Teknik Industri dapat diterapkan hampir di seluruh bidang. Bidang yang tadinya identik dengan industri manufaktur ini, sekarang telah berkembang hingga pada layanan (jasa) dan industri lainnya.
Di zaman sekarang ini, dimana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dan semakin maju telah membawa perubahan di bidang perindustrian. Perubahan di bidang perindustrian tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya kebutuhan dan keinginan dari kalangan masyarakat. Banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan ternama kepada masyarakat membuat persaingan di dunia industri semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan produk-produknya dengan cara melahirkan produk-produk dengan inovasi terbaru dan juga kualitas serta kuantitas yang lebih baik dari perusahaan pesaingnya agar dapat merebut perhatian dan minat masyarakat. Tidak hanya perusahaan-perusahaan atau industri-industri besar ternama yang ada, sekarang di Indonesia sudah mulai berkembang industri-industri kecil. Walaupun jumlah industri kecil di Indonesia belum sebanyak dan seterkenal industri besar, tapi jumlah industri kecil semakin lama semakin meningkat.
Sebelum membahas lebih lanjut, apa kalian tau yang dimaksud dengan industri kecil? Industri kecil merupakan suatu kegiatan ekonomi produktif (mampu menghasilkan) yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan ataupun oleh suatu badan usaha yang bukan merupakan cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Menurut Sawaldjo, peranan dari industri kecil di bidang sosial-ekonomi terbukti cukup besar sebagaimana tercermin dari perspektif dibawah ini:
a.  Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel. Baik laki-laki maupun perempuan, untuk segala umur, dan penuh waktu maupun paruh waktu.
b.  Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti semi konduktor, robot, dan penyambung plasma (gene splicing).
c.  Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
d.  Membuka peluang bagi orang yang memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan pekerja keras untuk menjadi pemimpin bagi usahanya.
Bahwa pembangunan nasional industri kecil merupakan bagian yang integral dalam dunia usaha dan merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berpotensi dan berperan yang strategis untuk mewujudkan perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi” - UU No. 9 tentang Usaha Kecil Menengah Tahun 1995.
            Seperti halnya industri besar, industri kecil pun tidak dapat terhindarkan dari berbagai macam pemasalahan-pemasalahan. Disini, saya akan membahas dua permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil serta cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Pemasalahan pertama yaitu pemasalahan pemasaran yang menyulitkan kemampuan untuk melakukan promosi terhadap berbagai macam produknya, masalah pemasaran ini tergantung pada kemampuan industri kecil dalam berpromosi yang dinilai masih kurang, baik dalam kegiatan promosinya maupun penyebaran informasinya. Untuk mengatasi permasalahan ini, kementrian perindustrian bersama dengan beberapa instansi lainnya seperti kementrian koperasi dan usaha kecil menengah serta kementrian perdagangan, ikut serta dalam membantu industri kecil untuk melakukan promosi. Selain ikut serta dalam membantu industri kecil untuk melakukan promosi, berbagai instansi itu juga memfasilitasi keikutsertaan industri kecil pada berbagai macam pameran, baik pameran di dalam negeri maupun pameran di luar negeri seperti  halnya di Jepang, Hongkong, dan China.
            Pemasalahan kedua yaitu permasalahan kemampuan industri kecil dalam memenuhi permintaan dari para konsumen dalam jumlah yang besar dan dalam jangka waktu yang singkat menjadi salah satu kendala mengingat rata-rata para pelaku industri kecil memiliki kapasitas produksi yang terbatas. Untuk mengatasi permasalahan ini, kementrian perindustrian terus berupaya untuk melakukan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) industri kecil melalui berbagai macam pelatihan serta memberikan fasilitas bantuan seperti mesin peralatan, baik program revitalisasi maupun program restrukturisasi untuk dapat meningkatkan produktivitas industri kecil.
Industri kecil juga mempunyai berbagai macam manfaat. Disini, saya akan membahas mengenai empat manfaat industri kecil. Manfaat yang pertama, yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat baik itu sandang, pangan, dan papan. Manfaat yang kedua, yaitu masyarakat tidak ketergantungan terhadap pemerintah dan masyarakat bisa mandiri dengan membuka peluang lapangan kerja yang baru dan yang begitu mudah bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada, karena semakin banyak jumlah industri kecil yang dibangun maka semakin banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya. Manfaat yang ketiga, yaitu dapat meningkatkan pendapatan perkapita, karena industri kecil dapat meningkatkan perekonomian rakyat di sekitar lokasi industri kecil tersebut. Manfaat yang keempat, yaitu dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi terutama sektor industri.
Industri kecil menjadi salah satu solusi yang digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada di masyarakat. Disini, saya mengambil dua contoh nyata peranan industri kecil dalam masyarakat yang ada di Indonesia.
Contoh nyata peranan industri kecil dalam masyarakat yang pertama, yaitu salah satu industri kecil yang bergerak di sektor pangan yaitu industri kecil dari pengrajin tahu. Industri kecil dari pengrajin tahu yang ada disalah satu Desa di Indonesia, tepatnya di desa Madegondo kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah , telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat diperoleh tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu, akan tetapi juga pada masyarakat sekitar.
Industri tahu yang ada di desa Madegondo merupakan industri yang telah ada dan berlangsung sejak lama yakni dimulai pada tahun 1950. Keberadaan industri kecil tahu yang ada memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo dikategorikan kedalam industri kecil yang masih tradisional, karena dalam industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo masih menggunakan peralatan tradisional. Penggunaan mesin baru digunakan dalam proses penggilingan kedelai saja. Selain itu industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo masih banyak menggunakan tenaga kerja manusia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang ada di desa. Selain menggunakan tenaga kerja manusia, rata-rata tenaga kerja yang digunakan dalam industri berkisar antara 5 – 9 orang.
Dalam memasarkan hasil produsinya yakni tahu, industri kecil yang ada di desa Madegondo masih pada area sekitar ataupun lokal. Industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat diperoleh tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu, akan tetapi juga pada masyarakat sekitar.
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari industri kecil pengrajin tahu di desa Madegondo, yaitu dengan hadirnya industri kecil tahu mampu memberikan peningkatan kehidupan, baik itu dalam ranah sosial maupun ekonomi. Peningkatan kehidupan sosial ekonomi terjadi tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu akan tetapi juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan yang terjadi di masyarakat. Dalam perkembangannya industri tahu memerlukan dukungan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara yang mempengaruhi perkembangan industri kecil tahu antara lain modal, tenaga kerja dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal yakni bahan baku, peran pemerintah serta lingkungan masyarakat yang mendukung adanya industri kecil tahu.
Contoh nyata peranan industri kecil dalam masyarakat yang kedua, yaitu salah satu industri kecil yang bergerak di sektor sandang yaitu industri kecil dari pengrajin sarung tenun. Industri kecil dari pengrajin sarung tenun yang ada disalah satu dusun di Indonesia, tepatnya di dusun Jambu kelurahan Semampir kecamatan Cerme kabupaten Gresik, Jawa Timur, saat ini di dusun Jambu terdapat sedikitnya 21 unit industri sarung tenun yang rata-rata telah menekuni usahanya secara turun temurun. Sebelum adanya industri kecil sarung tenun, mayoritas masyarakat di dusun Jambu kelurahan Semampir menggantungkan pekerjaannya di sektor pertanian. Karena dirasa penghasilan sebagai petani tidak bisa diandalkan, maka masyarakat di dusun Jambu kelurahan Semampir mulai berinisiatif untuk merubah nasibnya dengan cara mendirikan industri sarung tenun.
Dalam proses membuat sarung tenun ini tidak memerlukan kursus ataupun sekolah khusus, namun yang dibutuhkan hanya ketekunan dan keterampilan, para tenaga kerja sarung tenun di dusun Jambu ini, kebanyakan hanya tamatan sekolah dasar, bahkan ada yang buta huruf serta ada juga yang berpendidikan SMP. Dalam proses pembuatan sarung tenun di dusun Jambu masih menggunakan peralatan tradisional yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM). Meskipun pengerjaannya masih tradisional, namun mutu sarung tenun yang dihasilkan tidak kalah bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan sarung tenun produk mesin (ATM).
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari industri kecil pengrajin sarung tenun di dusun Jambu yaitu industri kecil sarung tenun di dusun Jambu mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Pertama, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan cara membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sehingga masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan sektor pertanian saja, saat ini memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi tenaga kerja di industri kecil sarung tenun. Kedua, industri kecil sarung tenun juga berperan dalam meningkatkan hubungan sosial antar-warga. Ketiga, industri kecil sarung tenun juga mampu memberikan pandangan yang tinggi khususnya bagi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
            Kesimpulan yang dapat saya simpulkan mengenai materi Industri Kecil di Kalangan Masyarakat ini adalah dunia perindustrian sangat mendominasi kehidupan masyarakat dari zaman ke zaman. Dulunya, industri hanya membuat barang-barang dengan menggunakan tangan atau mesin sederhana. Sedangkan sekarang, industri sudah semakin maju, seperti halnya para perkerja pabrik sudah bisa menghasilkan produk-produk dengan mengoperasikan mesin-mesin canggih untuk mempermudah pekerjaannya dalam memproduksi. Tidak hanya pada industri besar, industri kecil pun mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial pada kalangan masyarakat. Peningkatan sosial pada kalangan masyarakat dapat diperoleh tidak hanya kepada pemilik industri kecil, akan tetapi juga pada masyarakat di sekitar sektor industri tersebut.



DAFTAR PUSTAKA


     Akhir, Dani Jurnadil. 2013. Ini Hambatan yang Dihadapi Industri Kecil. Diperoleh 25 November 2015 dari http://economy.okezone.com/read/2013/09/17/320/867267/ini-hambatan-yang-dihadapi-industri-kecil.
     Milliar, Rengganis Ganda. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Industri Kecil Sarung Tenun Di Dusun Jambu Kelurahan Semampir Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya. Diperoleh 8 November 2015 dari http://www.scribd.com/doc/159514480/Untitled#scribd.
       Nasrullah, Reza, Suryadi .MT. 1996. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Penerbit Gunadarma.
        Putro, Pendi. Kontribusi Pengrajin Industri Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Masyarakat Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo). Universitas Sebelas Maret. Diperoleh 8 November 2015 dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/2322.
       Rachmad, Edy. 2010. Permasalahan Industri Kecil Menengah adalah Pemasaran. Diperoleh 25 November 2015 dari http://beritasore.com/2010/08/03/permasalahan-industri-kecil-menengah-adalah-pemasaran/.
        Syukron, Amin, Muhammad Kholil. 2014. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar