INDUSTRI KECIL
DI KALANGAN MASYARAKAT
DI KALANGAN MASYARAKAT
Apa
kalian tau yang di maksud dengan industri kecil?
Apa
kalian tau peranan industri kecil?
Apa kalian tau permasalahan apa
saja yang terdapat di industri kecil dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?
Apa
kalian tau manfaat apa saja yang terdapat pada industri kecil?
Apa
kalian tau contoh nyata peranan industri kecil dalam masyarakat?
Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan diatas,
alangkah baiknya jika kita membahasnya dari dasar, supaya kita dapat mengetahui
seluk beluk industri itu seperti apa. Berbicara mengenai industri, tidak
lengkap rasanya bila kita tidak membahas mengenai sejarah industri itu sendiri.
Revolusi Industri awalnya bermula di negara Inggris pada tahun 1700-an dan
mulai menyebar ke bagian lain di benua Eropa dan Amerika pada awal tahun
1800-an, dan menyebar luas ke bagian Eropa Barat dan Timur Laut Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1800-an. Revolusi Industri telah menciptakan
pertambahan yang sangat besar dalam produksi beragam jenis barang. Sebagian
dari peningkatan produksi ini disebabkan oleh diperkenalkannya mesin-mesin
bertenaga non-hayati dan berkembangnya organisasi pabrik.
Sebelum revolusi
industri, pembuatan barang-barang dikerjakan dengan menggunakan tangan atau
mesin-mesin sederhana. Kebanyakan masyarakat bekerja di rumah yang ada di
desa-desa, namun ada juga sebagian kecil masyarakat yang bekerja di bengkel-bengkel
yang ada di kota yang tergabung dalam perkumpulan yang disebut guild. Revolusi industri secara perlahan
namun pasti mulai mengeluarkan pekerjaan membuat benda-benda tadi dari rumah
dan bengkel. Mesin-mesin yang dikendalikan dengan energi non-hayati (Power driven- machinery) telah
menggantikan pekerjaan tangan, dan pabrik-pabrik tumbuh sebagai cara terbaik
untuk menggabungkan mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Berdasarkan klasifikasi
dan tahap pengolahan sumber daya alam oleh industri. Maka industri terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Industri
Primer atau Industri Ekstraksi
Industri
primer atau industri ekstraksi merupakan industri yang menggali dan mengelola
sumber daya alam langsung dari bumi, dalam hal ini contohnya tercakup industri
pertanian dan pertambangan.
2. Industri
Sekunder atau Industri Pabrikasi
Industri
sekunder atau industri pabrikasi merupakan industri yang mengelola lebih lanjut
hasil-hasil dari industri primer, contohnya adalah industri semen, industri
kertas, industri kain, industri mobil dan sebagainya.
3. Industri
Tersier atau Industri Distribusi
Industri
tersier atau industri distribusi merupakan industri jasa yang mendistribusikan
hasil-hasil produksi industri primer maupun sekunder ke tangan para konsumen,
contohnya adalah agen mobil, toko-toko, perusahaan distributor dan sebagainya.
Penggolongan industri
berdasarkan sifat proses produksi yang berkaitan dengan bahan baku yang di
proses dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Industri
Proses Kontinyu
Industri
proses kontinyu merupakan industri yang bahan bakunya diolah secara kontinyu
seperti industri semen, industri cat, industri bubur kertas, industri
pengilangan minyak, industri pupuk, industri gula dan sebagainya.
2. Industri
Proses Diskrit
Industri
produk diskrit merupakan bahan baku ketika berpindah dari mesin ke mesin
terputus-putus tahap pengerjaannya (diskrit) seperti mobil, TV, sepatu,
pakaian, mebel, dan sebagainya.
Industri dibedakan
dengan dagang, karena industri mengandung aktifitas produksi. Sedangkan dagang
hanya memindahkan barang dan atau jasa dari suatu tempat dan waktu ke tempat
atau waktu yang lain (distribusi). Berbicara mengenai produksi, untuk bisa
menghasilkan produk, suatu industri memerlukan enam jenis masukan atau input.
Ke enam masukan ini di proses secara efisien, efektif, dan produktif untuk
kemudian berubah menjadi keluaran atau output yang berupa produk seperti barang
atau jasa. Ke enam masukan itu adalah sumber daya alam, modal, tenaga kerja,
manajemen, teknologi, dan moral.
Pengaplikasian teknik industri yang biasanya disiplin ilmu teknik sangat spesifik pada bidang tertentu. Tetapi, aplikasi disiplin Teknik Industri dapat diterapkan hampir di seluruh bidang. Bidang yang tadinya identik dengan industri manufaktur ini, sekarang telah berkembang hingga pada layanan (jasa) dan industri lainnya.
Di zaman sekarang ini, dimana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dan semakin maju telah membawa perubahan di bidang perindustrian. Perubahan di bidang perindustrian tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya kebutuhan dan keinginan dari kalangan masyarakat. Banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan ternama kepada masyarakat membuat persaingan di dunia industri semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan produk-produknya dengan cara melahirkan produk-produk dengan inovasi terbaru dan juga kualitas serta kuantitas yang lebih baik dari perusahaan pesaingnya agar dapat merebut perhatian dan minat masyarakat. Tidak hanya perusahaan-perusahaan atau industri-industri besar ternama yang ada, sekarang di Indonesia sudah mulai berkembang industri-industri kecil. Walaupun jumlah industri kecil di Indonesia belum sebanyak dan seterkenal industri besar, tapi jumlah industri kecil semakin lama semakin meningkat.
Pengaplikasian teknik industri yang biasanya disiplin ilmu teknik sangat spesifik pada bidang tertentu. Tetapi, aplikasi disiplin Teknik Industri dapat diterapkan hampir di seluruh bidang. Bidang yang tadinya identik dengan industri manufaktur ini, sekarang telah berkembang hingga pada layanan (jasa) dan industri lainnya.
Di zaman sekarang ini, dimana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dan semakin maju telah membawa perubahan di bidang perindustrian. Perubahan di bidang perindustrian tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya kebutuhan dan keinginan dari kalangan masyarakat. Banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan ternama kepada masyarakat membuat persaingan di dunia industri semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan produk-produknya dengan cara melahirkan produk-produk dengan inovasi terbaru dan juga kualitas serta kuantitas yang lebih baik dari perusahaan pesaingnya agar dapat merebut perhatian dan minat masyarakat. Tidak hanya perusahaan-perusahaan atau industri-industri besar ternama yang ada, sekarang di Indonesia sudah mulai berkembang industri-industri kecil. Walaupun jumlah industri kecil di Indonesia belum sebanyak dan seterkenal industri besar, tapi jumlah industri kecil semakin lama semakin meningkat.
Sebelum membahas lebih
lanjut, apa kalian tau yang dimaksud dengan industri kecil? Industri kecil
merupakan suatu kegiatan ekonomi produktif (mampu menghasilkan) yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan ataupun oleh suatu badan usaha
yang bukan merupakan cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Menurut Sawaldjo,
peranan dari industri kecil di bidang sosial-ekonomi terbukti cukup besar
sebagaimana tercermin dari perspektif dibawah ini:
a. Membuka
lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel. Baik laki-laki maupun
perempuan, untuk segala umur, dan penuh waktu maupun paruh waktu.
b. Banyak
produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti semi konduktor,
robot, dan penyambung plasma (gene
splicing).
c. Menjadi
pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan
jasa-jasa yang dibutuhkan.
d. Membuka peluang bagi orang yang
memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan pekerja keras untuk menjadi pemimpin bagi
usahanya.
“Bahwa pembangunan nasional industri kecil
merupakan bagian yang integral dalam dunia usaha dan merupakan kegiatan ekonomi
rakyat yang berpotensi dan berperan yang strategis untuk mewujudkan
perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi”
- UU No. 9 tentang Usaha Kecil Menengah Tahun 1995.
Seperti halnya industri besar, industri
kecil pun tidak dapat terhindarkan dari berbagai macam pemasalahan-pemasalahan.
Disini, saya akan membahas dua permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil
serta cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Pemasalahan
pertama yaitu pemasalahan pemasaran yang menyulitkan kemampuan untuk melakukan
promosi terhadap berbagai macam produknya, masalah pemasaran ini tergantung
pada kemampuan industri kecil dalam berpromosi yang dinilai masih kurang, baik
dalam kegiatan promosinya maupun penyebaran informasinya. Untuk mengatasi
permasalahan ini, kementrian perindustrian bersama dengan beberapa instansi
lainnya seperti kementrian koperasi dan usaha kecil menengah serta kementrian
perdagangan, ikut serta dalam membantu industri kecil untuk melakukan promosi.
Selain ikut serta dalam membantu industri kecil untuk melakukan promosi,
berbagai instansi itu juga memfasilitasi keikutsertaan industri kecil pada
berbagai macam pameran, baik pameran di dalam negeri maupun pameran di luar
negeri seperti halnya di Jepang,
Hongkong, dan China.
Pemasalahan kedua yaitu permasalahan
kemampuan industri kecil dalam memenuhi permintaan dari para konsumen dalam
jumlah yang besar dan dalam jangka waktu yang singkat menjadi salah satu
kendala mengingat rata-rata para pelaku industri kecil memiliki kapasitas
produksi yang terbatas. Untuk mengatasi permasalahan ini, kementrian
perindustrian terus berupaya untuk melakukan peningkatan kemampuan Sumber Daya
Manusia (SDM) industri kecil melalui berbagai macam pelatihan serta memberikan
fasilitas bantuan seperti mesin peralatan, baik program revitalisasi maupun
program restrukturisasi untuk dapat meningkatkan produktivitas industri kecil.
Industri kecil juga mempunyai berbagai macam
manfaat. Disini, saya akan membahas mengenai empat manfaat industri kecil. Manfaat
yang pertama, yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat baik itu sandang, pangan,
dan papan. Manfaat yang kedua, yaitu
masyarakat tidak ketergantungan terhadap pemerintah dan masyarakat bisa mandiri
dengan membuka peluang lapangan kerja yang baru dan yang begitu mudah bagi
masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada,
karena semakin banyak jumlah industri kecil yang dibangun maka semakin banyak
pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya. Manfaat yang
ketiga, yaitu dapat meningkatkan pendapatan perkapita, karena industri kecil dapat meningkatkan perekonomian
rakyat di sekitar lokasi industri kecil tersebut. Manfaat
yang keempat, yaitu dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi
terutama sektor industri.
Industri kecil menjadi
salah satu solusi yang digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam
mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada di
masyarakat. Disini, saya mengambil dua contoh nyata peranan industri kecil
dalam masyarakat yang ada di Indonesia.
Contoh nyata peranan
industri kecil dalam masyarakat yang pertama, yaitu salah satu industri kecil
yang bergerak di sektor pangan yaitu industri kecil dari pengrajin tahu. Industri
kecil dari pengrajin tahu yang ada disalah satu Desa di Indonesia, tepatnya di
desa Madegondo kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah , telah
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat diperoleh tidak hanya kepada
pemilik industri kecil tahu, akan tetapi juga pada masyarakat sekitar.
Industri tahu yang ada
di desa Madegondo merupakan industri yang telah ada dan berlangsung sejak lama
yakni dimulai pada tahun 1950. Keberadaan industri kecil tahu yang ada
memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Industri kecil tahu yang ada di
desa Madegondo dikategorikan kedalam industri kecil yang masih tradisional,
karena dalam industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo masih menggunakan
peralatan tradisional. Penggunaan mesin baru digunakan dalam proses penggilingan
kedelai saja. Selain itu industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo masih
banyak menggunakan tenaga kerja manusia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja
yang ada di desa. Selain menggunakan tenaga kerja manusia, rata-rata tenaga kerja
yang digunakan dalam industri berkisar antara 5 – 9 orang.
Dalam memasarkan hasil
produsinya yakni tahu, industri kecil yang ada di desa Madegondo masih pada
area sekitar ataupun lokal. Industri kecil tahu yang ada di desa Madegondo
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat diperoleh tidak hanya kepada
pemilik industri kecil tahu, akan tetapi juga pada masyarakat sekitar.
Maka kesimpulan yang
dapat diambil dari industri kecil pengrajin tahu di desa Madegondo, yaitu dengan
hadirnya industri kecil tahu mampu memberikan peningkatan kehidupan, baik itu
dalam ranah sosial maupun ekonomi. Peningkatan kehidupan sosial ekonomi terjadi
tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu akan tetapi juga berdampak pada
peningkatan kesejahteraan yang terjadi di masyarakat. Dalam perkembangannya
industri tahu memerlukan dukungan dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara yang mempengaruhi perkembangan industri kecil tahu
antara lain modal, tenaga kerja dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal yakni
bahan baku, peran pemerintah serta lingkungan masyarakat yang mendukung adanya
industri kecil tahu.
Contoh nyata peranan
industri kecil dalam masyarakat yang kedua, yaitu salah satu industri kecil
yang bergerak di sektor sandang yaitu industri kecil dari pengrajin sarung
tenun. Industri kecil dari pengrajin sarung tenun yang ada disalah satu dusun
di Indonesia, tepatnya di dusun Jambu kelurahan Semampir kecamatan Cerme
kabupaten Gresik, Jawa Timur, saat ini di dusun Jambu terdapat sedikitnya 21
unit industri sarung tenun yang rata-rata telah menekuni usahanya secara turun
temurun. Sebelum adanya industri kecil sarung tenun, mayoritas masyarakat di
dusun Jambu kelurahan Semampir menggantungkan pekerjaannya di sektor pertanian.
Karena dirasa penghasilan sebagai petani tidak bisa diandalkan, maka masyarakat
di dusun Jambu kelurahan Semampir mulai berinisiatif untuk merubah nasibnya
dengan cara mendirikan industri sarung tenun.
Dalam proses membuat
sarung tenun ini tidak memerlukan kursus ataupun sekolah khusus, namun
yang dibutuhkan hanya ketekunan dan keterampilan, para tenaga kerja sarung
tenun di dusun Jambu ini, kebanyakan hanya tamatan sekolah dasar, bahkan ada
yang buta huruf serta ada juga yang berpendidikan SMP. Dalam proses
pembuatan sarung tenun di dusun Jambu masih menggunakan peralatan tradisional
yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM). Meskipun pengerjaannya masih tradisional,
namun mutu sarung tenun yang dihasilkan tidak kalah bahkan lebih baik bila
dibandingkan dengan sarung tenun produk mesin (ATM).
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari industri kecil pengrajin sarung tenun di dusun Jambu yaitu industri kecil sarung tenun di dusun Jambu mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Pertama, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan cara membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sehingga masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan sektor pertanian saja, saat ini memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi tenaga kerja di industri kecil sarung tenun. Kedua, industri kecil sarung tenun juga berperan dalam meningkatkan hubungan sosial antar-warga. Ketiga, industri kecil sarung tenun juga mampu memberikan pandangan yang tinggi khususnya bagi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari industri kecil pengrajin sarung tenun di dusun Jambu yaitu industri kecil sarung tenun di dusun Jambu mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Pertama, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan cara membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sehingga masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan sektor pertanian saja, saat ini memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi tenaga kerja di industri kecil sarung tenun. Kedua, industri kecil sarung tenun juga berperan dalam meningkatkan hubungan sosial antar-warga. Ketiga, industri kecil sarung tenun juga mampu memberikan pandangan yang tinggi khususnya bagi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
Kesimpulan
yang dapat saya simpulkan mengenai materi Industri Kecil di Kalangan Masyarakat
ini adalah dunia perindustrian sangat mendominasi kehidupan masyarakat dari zaman ke zaman. Dulunya, industri hanya membuat barang-barang dengan menggunakan tangan atau mesin sederhana.
Sedangkan sekarang, industri sudah semakin maju, seperti halnya para perkerja
pabrik sudah bisa menghasilkan produk-produk dengan mengoperasikan mesin-mesin
canggih untuk mempermudah pekerjaannya dalam memproduksi. Tidak hanya pada
industri besar, industri kecil pun mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan sosial pada kalangan masyarakat. Peningkatan sosial pada kalangan
masyarakat dapat diperoleh tidak hanya kepada pemilik industri kecil, akan
tetapi juga pada masyarakat di sekitar sektor industri tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Akhir, Dani Jurnadil. 2013. Ini Hambatan yang Dihadapi Industri Kecil.
Diperoleh 25 November 2015 dari http://economy.okezone.com/read/2013/09/17/320/867267/ini-hambatan-yang-dihadapi-industri-kecil.
Milliar, Rengganis Ganda. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Industri Kecil Sarung Tenun Di Dusun Jambu Kelurahan Semampir Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya. Diperoleh 8 November 2015 dari http://www.scribd.com/doc/159514480/Untitled#scribd.
Nasrullah, Reza, Suryadi .MT. 1996. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Penerbit Gunadarma.
Milliar, Rengganis Ganda. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Industri Kecil Sarung Tenun Di Dusun Jambu Kelurahan Semampir Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya. Diperoleh 8 November 2015 dari http://www.scribd.com/doc/159514480/Untitled#scribd.
Nasrullah, Reza, Suryadi .MT. 1996. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Penerbit Gunadarma.
Putro, Pendi. Kontribusi Pengrajin Industri Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kehidupan
Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Masyarakat Desa Madegondo, Kecamatan
Grogol, Kabupaten Sukoharjo). Universitas Sebelas Maret. Diperoleh 8
November 2015 dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/2322.
Rachmad, Edy. 2010. Permasalahan Industri Kecil Menengah adalah Pemasaran. Diperoleh 25 November 2015 dari http://beritasore.com/2010/08/03/permasalahan-industri-kecil-menengah-adalah-pemasaran/.
Syukron, Amin, Muhammad Kholil. 2014. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu.
Rachmad, Edy. 2010. Permasalahan Industri Kecil Menengah adalah Pemasaran. Diperoleh 25 November 2015 dari http://beritasore.com/2010/08/03/permasalahan-industri-kecil-menengah-adalah-pemasaran/.
Syukron, Amin, Muhammad Kholil. 2014. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar