.

.

Sabtu, 27 September 2014

Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Kebudayaan


ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN





Disusun Oleh :



Nama : Diaz Aulia Wardani

NPM : 33414029

Kelas : 1ID06

Jurusan : Teknik Industri





UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

2014 / 2015




DAFTAR ISI



DAFTAR ISI........................................................................2

MANUSIA
· Hakekat Manusia............................................................... 3
· Kepribadian Bangsa Timur.................................................4

BUDAYA
· Arti Budaya..........................................................................5
· Unsur-unsur Kebudayaan.................................................... 6
· Wujud Kebudayaan............................................................. 7
· Perubahan Kebudayaan....................................................... 7
· Kaitan Manusia dan Kebudayaan........................................ 8

PENGALAMAN KEBUDAYAAN........................................ 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................. 11


-----  MANUSIA -----

            Dalam dunia ini, manusia dapat dipandang dari banyak aspek, seperti ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu filsafat, dan lain sebagainya. Dalam ilmu sosiologi sendiri dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan tidak dapat berdiri / hidup sendiri tanpa manusia lainnya, seperti pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa manusia merupakan zoon politicon, yang artinya makhluk sosial yang menyukai hidup bergolongan / bersama daripada hidup sendiri. Lain halnya dengan Bergson yang berpendapat bahwa manusia hidup bukan karena persamaan, melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya.
            Manusia mempunyai beberapa unsur-unsur yang membangun manusia itu sendiri, berikut adalah dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
        i.            Manusia memiliki empat unsur yang saling terkait yaitu :
1.      Jasad                     3.   Ruh
2.      Hayat                    4.   Nafsu
      ii.            Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
1.      Id
Merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan tidak nampak
2.      Ego
Bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id
3.      Superego
Struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun

Hakekat Manusia
A.    Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
·         Tubuh
Dapat dilihat dan diraba, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi
·         Jiwa
Tidak bisa dilihat dan diraba tetapi abadi
B.     Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
Tuhan melengkapi manusia dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Perasaan dalam diri manusia terdiri dari :
·         Perasaan Inderawi
Rangsangan jasmani melalui panca indera, terdapat pada manusia dan hewan
·         Perasaan Rohani
Perasaan Luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan diri, perasaan sosial, perasaan religius
C.    Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya
D.    Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Menurut pandangan Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark menyatakan manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi)

Kepribadian Bangsa Timur
Francis L. K. Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya mengandung delapan daerah seolah-olah seperti lingkaran sekitar diri sendiri
Nomor 0 : Dunia Luar
Nomor 1 : Lingkungan Hubungan Jauh
Nomor 2 : Lingkungan Hubungan Berguna
Nomor 3 : Lingkungan Hubungan Karib (Konsep Manusia Berjiwa Selaras)
Nomor 4 : Kesadaran Yang Dinyatakan (Konsep Manusia Berjiwa Selaras)
Nomor 5 : Kesadaran Yang Tak Dinyatakan
Nomor 6 : Subsadar (Konsep Freud)
Nomor 7 : Tak Sadar (Konsep Freud) 


-----  KEBUDAYAAN -----

Arti Budaya
Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses interaksi antar individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 169), budaya diartikan sebagai:
1.      Pikiran, akal budi
2.      Adat istiadat
3.      Sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang / maju
4.      Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah
Kebudayaan berarti keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat.
Kebudayaan dipelajari dari golongan / masyarakat dalam kehidupan bersama dan tidak dilahirkan sebagai sifat biologis
Ciri-ciri khas kebudayaan yang biasanya dimiliki oleh sekelompok manusia, suku, dan sebagainya yang menempati suatu daerah geografis turun-temurun, biasanya terdapat pada :
1.      Pakaian, perumahan, alat-alat yang dipakai sehari-hari dan sebagainya, yang berbeda daripada yang terdapat di kebudayaan lain
2.      Bahasa yang dipakai dilingkungan mereka yang akhirnya merupakan bahasa khas seperti Jawa, Sunda, dan sebagainya. Juga dialek-dialek percampuran dari bahasa-bahasa itu yang terdapat di daerah-daerah perbatasan seperti di Cirebon, Banyuwangi, dan sebagainya
Dalam pandangan psikologi yang dipopulerkan oleh Geert Hofstede (1984 : 21), budaya diartikan tidak sekadar sebagai respons dari pemikiran manusia, melainkan juga sebagai jawaban atau respons dari interaksi antarmanusia yang melibatkan pola-pola tertentu sebagai anggota kelompok dalam merespons lingkungan tempat manusia itu berada. Definisi Hofstede ini menekankan bahwa pada dasarnya manusia sebagai individu memiliki pemikiran, karakteristik, sudut pandng, yang berbeda. Perbedaan itulah yang pada dasarnya muncul dari hubungannya dengan individu lain, misalnya seorang anak akan memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan karakter yang dilihatnya atau dialaminya dalam berinteraksi terhadap orang tua. Selanjutnya, karakter sang anak akan terus berubah ketika ia berada dalam kelompok yang jauh lebih luas dan besar dibandingkan lingkungan rumahnya. Dengan demikian dalam sudut pandang psikologi, makna kata budaya lebih cenderung menekankan budaya sebagai upaya yang dilakukan manusia dalam menghadapi persoalan kehidupan, dalam berkomunikasi, maupn upaya untuk pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun psikis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya merupakan nilai-nilai yang muncul akibat interaksi antar manusia di suatu wilayah atau negara tertentu. Budaya inilah yang menjadi acuan dasar bahkan bisa menjadi rel bagi proses komunikasi antarmanusia yang ada di dalamnya. Karena budaya muncul dalam wilayah tertentu, tentu saja budaya memiliki keragaman, perbedaan, hingga keunikan yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Misalnya, dlam segi bahasa kata “ dahar ” bagi mereka yang bersuku Jawa, kata tersebut merupakan ungkapan halus untuk kata makan yang ditujukan untuk orang tua atau kepada mereka yang dihormati. Sementara kata “ dahar ” sangat bertolak belakang maknanya bagi suku Sunda. Meskipun kata tersebut bisa maknai sebagai makan, tetapi bagi suku Sunda ungkapan tersebut merupakan ungkapan kasar ungkapan kasar apabila ditujukan kepada orang tua. Perbedaan inilah yang memunculkan dua sisi bertolak belakang. Sisi positif , perbedaan budaya memberikan khazanah tersendiri bagi kelompok masyarakat tersebut, bahwa mereka memiliki ciri khusus yang bisa membedakan dengan kelompok lain. Juga, akan memunculkan ikatan yang sangat kuat di antara anggota kelompok masyarakat yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat di mana mereka berada saja, melainkan di berbagai wilayah. Sisi negatif, perbedaan budaya bisa menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi dan dalam tataran tertentu perbedaan persepsi ini dapat menimbulkan konflik antar individu atau kelompok dalam berkomunikasi. Di sinilah pentingnya pemahaman bahwa komunikasi memberikan pengaruh terhadapbudaya dan juga terhadap interaksi baik selaku individu atau dalam kelompok.

Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada tujuh unsur kebudayaan universal menurut C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture , yaitu :
1.      Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
2.      Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3.      Sistem Pengetahuan
4.      Sistem Mata Pencarian Hidup dan Sistem-sistem Ekonomi
5.      Sistem Teknologi dan Peralatan
6.      Bahasa
7.      Kesenian

Wujud Kebudayaan
            Kebudayaan mempunyai tiga wujud menurut dimensi wujudnya, yaitu :
1.      Kompleks Gagasan, Konsep, dan Pikiran Manusia
Wujud ini disebut sistem budaya. Sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia
2.      Kompleks Aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret dan dapat diamati / diobservasi
3.      Wujud sebagai Benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya

Perubahan Kebudayaan
Terjadinya perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa hal :
1.      Berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
2.      Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup
Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
·         Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya
·         Unsur yang terbukti membawa manfaat besar
·         Unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat adalah :
·         Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup, dan lain-lain.
·         Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi
3.      Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu yang cepat menerima unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi
4.      Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi

Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dan saling terkait satu sama lain dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
1.      Eksternalisasi
2.      Obyektivasi
3.      Internalisasi


PENGALAMAN KEBUDAYAAN

Bab pengalaman budaya, aku bakal njupuk kebudayan kutha asale bapakku ing Jawa Wétan. Bapakku lair ing Ponorogo, Jawa Wétan. Yen ibuku lair ing Jakarta, nanging, panjenengane isih marisi turunan Sunda soko kaloro wong tuwane. Yen aku dhewe, aku lair lan gedhe ing Jakarta. Senajan aku lair ing Jakarta, ora ateges aku ora ngenali budaya asal usule wonh tuwaku, utamané marang kutha kelahiran bapakku, meh saben taun aku lan wong tuwaku kaloro lungo tilik nyang Ponorogo. Ponorogo, kutha sing misuwur amerga seni tarine sing diarani Reog Ponorogo. Amarga saka kondhange kabudayan Reog nganti manca negara, banjur kutha iki asring diarani kutha Reog.
Reog Ponorogo wis tekenal ing seantero jagad lan ugo wis ditetepake minangka salah sawijine kekayaan budaya bangsa Indonesia, sanajan  wektu iku pernah diaku dening tetangga Indonesia dhewe, yaiku negara Malaysia, sing nyatakake yen Reog iku salah siji kebudayaan Malaysia. Reog Ponorogo iku dongeng rakyat sing misuwur ing wilayah kono. Reog Ponorogo sering digelar ing upacara kebudayaan jawa. Tarian Reog tansah diiringi dening tetabuhan tradisional sing diarani  gamelan. Gamelan sing kanggo ngringi tarian Reog antarane, gong, terompet, kendang, ketipung lan angklung. Tarian reog ugo diiringi tarian jaran kepang sing diarani jathilan ugo tarian bujang ganong.
Ana akeh carita bab asal usule Reog, antarane babad pemberontakan  abdi dalem Kraton kerajaan Majapahit pungkasan Bhre Kertabhumi, abdi dalem iku sing jumenengan Ki Ageng Kutu Suryonggalan. Bhre Kertabhumi penguasa kerajaan Majapahit wektu iku, sing ora nglakoni kewajiban raja, sak liyane iku,  permaisurine sing keturunan Tiongkok tansah ngatur sakabehing aturan, sing nggawe Ki Ageng Kutu ora seneng karo rajane. Ki Ageng Kutu banjur ninggalne kerajaan. Ki Ageng Kutu mung isa ngirim pesen lan sindirian lewat pagelaran reog. Pagelaran Reog Ki Ageng Kutu dadi sarana kanggo mbangun perlawan nggunakake kepopuleran Reog. Seni reog digunakake dening Ki Ageng Kutu minangka ngumpulake rakyat kanggo perang nglawan kerajaan.
Bentuk Reog ditampilake topeng awajud sirah singa, sing dikenal arane "Singo barong". Topeng Singo barong, kang dadi simbol kanggo raja Bhre Kertabhumi. Ing nduwur sirah dipasang dadak merak sing memper kipas raksasa kanggo perlambang penggemar buta sing nglambangake pengaruh kuwat permaisurine saka China. Jathilan, didapuk dening klompok penari gemblak nunggang jaranan dadi simbol kekuatan saka pasukan kekaisaran Majapahit. Dadi kontras karo pasukan Warok, sing nganggo topeng badut abang sing dadi simbol kanggo Ki Ageng Kutu. Tari Jathilan pinangka tarian kang nggambarake ksatria sing padha esthi nunggang jaran. Karaktere diarani Jathil. Warok perlambang wong sing duweni karep sing suci, panutan lan pangayom tanpo pamrih.
Tumekaning saiki masyarakat Ponorogo mituruti apa sing dadi warisan leluhure minangka warisan budaya. Upacarane uga bisa nggunakake lelaku sing ora gampang tumarape wong awam sing dudu saka garis keturunan Warok. Nanging, sajroning wulak walike zaman, lan saka prilaku manungsa sing nimbulaké pergeseran makna marang kesenian Reog Ponorogo.
Senajan sabendinane aku ora ngomong ngganggo basa Jawa, paling ora aku ngerti sethithik bab budaya saka wilayah Ponorogo iki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar