Disusun Oleh :
Nama : Diaz Aulia Wardani
NPM : 33414029
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014 / 2015
- Jakarta, 30 Desember 1994 -
Hari ini bisa dibilang hari terindah bagi kedua orang tua
saya. Tepat pada tanggal ini kedua orang tua saya melangsungkan acara
pernikahan dan mereka telah di sah kan menjadi sepasang suami istri. Ayah saya
bernama Achmad Zaini, beliau lahir di Ponorogo, Jawa Timur, tepatnya pada
tanggal 8 April 1967. Beliau bekerja di salah satu perusahaan asing yang berada
di daerah Cikarang yaitu PT. Mattel. Sementara ibu saya bernama Dian
Djuniawati, beliau lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juni 1962. Beliau bekerja di
Jakarta tepatnya di PT. Cakrawala Mega Indah.
Anak
Anak merupakan anugerah terindah bagi setiap orang tua.
Setiap orang tua pasti menginginkan seorang atau mungkin banyak anak di dalam
keluarganya. Begitupun dengan kedua orang tua saya, kedua orang saya sangat
menginginkan seorang anak, mereka menginginkan adanya buah hati yang hadir
ditengah-tengah mereka. Tidak lama setelah mereka menikah, ibu saya diketahui
telah mengandung seorang anak, kedua orang tua saya pun sangat bahagia
mengetahui hal itu. Ketika mereka masih diliputi rasa bahagia akan hadirnya
seorang anak di dalam keluarga mereka, mereka harus menerima bahwa mereka harus
kehilangan rasa kebahagian mereka. Saat ibu saya bekerja di kantor, seketika
ibu saya mengalami pendarahan dan akhirnya teman-teman kantor ibu saya membawa
ibu saya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, ibu saya langsung
ditangani oleh dokter kandungan, dokter kandungan itu mengatakan bahwa ibu saya
mengalami keguguran.
Setelah mengalami keguguran pada kehamilan yang pertama,
kedua orang tua saya tetap ingin mengusahakan untuk mempunyai keturunan, mereka
dengan rutin berkonsultasi ke dokter kandungan. Setelah itu ibu saya dinyatakan
hamil oleh dokter, tapi dokter itu juga memberitahu bahwa kandungan ibu saya
sangat lemah, oleh sebab itu ibu saya tidak boleh lelah dan harus istirahat
dengan cukup, selain itu ibu saya juga diberi vitamin untuk dikonsumsi, kata
dokter vitamin itu akan membantu menguatkan keadaan janin yang ada di dalam
kandungan ibu saya.
- - Jakarta,
28 September 1996 -
Tidak terasa waktu berjalan begitu
cepat, dan janin yang dikandung oleh ibu saya telah memasuki bulan
kelahirannya, sembilan bulan ibu saya telah mengandung dan ini adalah momen
yang ditunggu-tunggu dan juga momen yang paling mendebarkan bagi kedua orang
tua saya. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit dan selama itu pula ibu saya
merasakan sakit dan kecemasan, akhirnya ibu saya harus merasakan kelegaan dan
kebahagiaan di dalam hidupnya. Hari ini, tepatnya pada hari sabtu sekitar pukul
06.00 WIB, saya dilahirkan ke dunia ini oleh ibu saya melalui persalinan
normal. Setelah saya dibersihkan oleh suster, saya di berikan kepada ayah saya
agar saya di adzan kan.
Diaz Aulia Wardani
Diaz Aulia Wardani adalah nama yang diberikan oleh kedua
orang tua saya. Diaz yang menjadi kata pertama dalam nama saya merupakan
singkatan dari nama kedua orang tua saya yaitu Dian dan Achmad Zaini. Sementara
Aulia yang menjadi kata kedua memiliki arti orang suci. Dan yang terakhir kata
ketiga yaitu Wardani merupakan singkatan dari nama kakek dan nenek saya yaitu
Warniah dan Dahlan Ikun.
- - Jakarta,
15 Desember 1998 -
Saat ini umur saya menginjak angka dua tahun. Dan tepat pada
tanggal ini, saya kehilangan satu-satunya seorang kakek yang saya miliki.
Beliau bernama Dahlan Ikun. Tubuh beliau yang biasanya tinggi besar dan tegap,
layaknya seorang tentara, kini hanya diam terbujur kaku diatas kasur. Memang
sudah lama beliau mengidap penyakit diabetes, dan akibat dari penyakit diabetes
tersebut kadar gula dalam tubuh beliau sering melewati dari batas normal
sehingga menimbulkan beberapa komplikasi. Selain mengidap diabetes, kakek saya
mengidap penyakit darah tinggi. Pada suatu ketika tekanan darah tinggi kakek
saya naik dan kadar gula kakek saya juga meningkat, sehingga kakek saya
terserang stroke. Stroke yang kakek saya alami merupakan stroke berat, beliau sudah tidak bisa
apa-apa lagi, beliau hanya bisa terbujur lemas diatas kasur. Terkadang saya
merasa kangen dengan kakek saya, walaupun kata nenek saya sifat beliau sangat
tegas, sering membentak walaupun bentakan itu sebenarnya untuk kebaikan, tapi
sifat beliau berubah 180 derajat jika beliau sedang bersama saya, beliau sering
memanjakan saya, mengajak saya bermain ke taman, menggendong saya, menyuapi
saya makan bahkan membuat saya tertawa. Tapi apa daya, kakek yang saya sering
panggil dengan sebutan “engki” itu sudah tidak ada lagi disamping saya, beliau
tidak akan berada disamping saya dan melihat saya tumbuh dewasa. Tapi saya
percaya bahwa Allah SWT mempunyai rencana lain, dan saya yakin itu yang
terbaik.
- - Jakarta,
1999 -
Pada tahun ini saat saya berumur 3 tahun, saya dimasukan ke
dalam play group (Taman Bermain) oleh
ayah saya. Tujuan ayah saya memasukan saya ke play group supaya saya dapat berinteraksi dengan teman teman seusia
saya. Play group yang saya masuki
bernama play group Aisyiyah. Selama play group, yang saya kenal hanyalah
bermain, tertawa, menggambar serta mewarnai. Setiap saya berangkat menuju play group, saya selalu diantar oleh nenek
saya yang saya panggil dengan sebutan “ninin”. Selama saya di play group, ninin selalu menemani dan
menunggu saya hingga saya pulang play
group.
- - Jakarta,
2000 -
Setelah kurang lebih satu tahun saya di play group, saya dimasukkan ke TK (Taman Kanak-kanak) oleh ayah
saya. Nama TK yang saya masuki adalah TK Islam Al-Qur’ani. Awal saya masuk ke
TK ini saat saya berumur 4 tahun. Di TK ini saya bertemu dengan guru-guru yang
namanya akan selalu saya ingat yaitu, Bu Weda, Bu Diah, dan Bu Fitri. Bu Weda,
beliau mengajar saya saat saya duduk di bangku TK A atau biasa disebut TK nol
kecil, beliau mengajarkan saya bagaimana cara membaca Iqro. Sementara Bu Diah,
beliau mengajarkan saya membaca dan menulis saat saya duduk di bangku TK B. Dan
Bu Fitri, beliau mengajar saya saat saya di TK A, namun nenek saya meminta Bu
Fitri agar menjadi guru les private
saya di rumah. Di TK ini saya juga mempunyai teman yang bernama Maudy, Lia,
Ihsan, Halil, dan banyak lagi, namun teman yang paling dekat dan saya anggap
sahabat bernama Shella. Rumah Shella dan saya juga dekat hanya berbeda beberapa
rumah.
- - Jakarta,
2002 -
Pada tahun ini, umur saya telah memasuki umur 6 tahun. Dan
kedua orang tua saya berencana untuk memasukan saya ke Sekolah Dasar (SD). Saya
mencoba daftar dan mengikuti tes masuk ke berbagai macam sekolah dasar yang
ada, namun saya tidak diterima, bukan karena nilai tes saya, kata guru yang
ada, nilai tes saya sudah bagus karena saya telah bisa menulis dan membaca,
namun saya tidak diterima karena umur saya masih kurang, umur yang di terima
masuk adalah yang berumur 7 tahun. Akhirnya ayah saya mencoba satu SD terakhir,
apabila di SD ini saya tidak diterima, ayah saya berniat untuk mengembalikan
saya ke TK sampai umur saya mencukupi untuk masuk ke SD. Dan pada SD yang terakhir
ini akhirnya saya diterima masuk, saya cukup senang dapat masuk ke SD ini
karena sahabat saya dari TK yaitu Shella juga masuk ke SD ini. SD yang menjadi
SD saya sekarang yaitu SDNP Kayu Putih 09 Pagi atau biasa di panggil dengan
sebutan SD Siemens. Jarak antara rumah saya dengan SD saya cukup jauh, oleh
karena itu saya ikut mobil antar jemput yang ada di sekolah dasar saya. Selama
saya bersekolah di SD Siemens ini, saya mempunyai banyak sahabat dekat. Namun
banyak juga diantara mereka yang pindah sekolah, tetapi ada juga murid baru
yang menjadi sahabat baru saya. Selain banyak sahabat, di SD ini saya juga
mempunyai guru yang dekat dengan saya seperti Pak Feri, beliau pernah menjadi
wali kelas saya sewaktu saya duduk di bangku kelas 2 SD, selain menjadi wali
kelas, beliau juga mengajar pelajaran seni atau biasa dibilang KTK, beliau
orang yang sangat humoris karena selalu membuat muridnya tertawa, tapi beliau
juga orang yang sangat tegas. Bu Darsaini, beliau pernah menjadi wali kelas
saya selama 2 tahun yaitu saat saya kelas 3 dan kelas 4. Selain itu masih
banyak guru lainnya.
- - Jakarta,
2005 -
Pada tahun ini saya sedang duduk di bangku kelas 4 SD. Dan
pada tahun ini juga ibu saya dinyatakan telah hamil, tapi janin yang berada di
dalam rahim ibu saya tidak bertahan lama, ibu saya mengalami keguguran untuk
kedua kalinya. Jika ibu saya tidak keguguran, mungkin sekarang saya terdiri
dari tiga bersaudara, mempunyai seorang kakak dan seorang adik. Namun, karena
Tuhan berkehendak lain, akhirnya saya menjadi seorang anak tunggal. Dan
keluarga saya merupakan keluarga kecil yang hanya terdiri dari Ibu, Ayah dan
saya.
- - Jakarta,
2008 -
Ujian
Nasional SD
Pada tahun ini saya sangat tegang, karena pada tahun ini
untuk pertama kalinya saya akan menghadapi yang namanya ujian nasional tingkat
SD. Untuk menghadapi ujian nasional tingkat SD ini, saya mengikuti berbagai
macam bimbingan belajar, seperti belajar di bimbel dan belajar les private dengan guru saya, Bu Fitri,
beliau merupakan salah satu guru saya sewaktu saya TK, beliau sudah mengajar
les private saya selama 8 tahun, dari
saya mulai TK sampai saya kelas 6 SD.
Setelah berusaha untuk belajar dan mengikuti berbagai
bimbingan belajar dan les private,
akhirnya saya bisa mengerjakan soal-soal ujian nasional tingkat SD yang terdiri
dari tiga pelajaran utama yaitu Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia.
Perjuangan saya untuk belajar akhirnya tidak sia-sia, saya mendapatkan nem
24.20 yaitu dengan rata-rata nilai permata pelajaran 8.
Bali
Setelah lulus dari SD, ayah saya mengajak saya dan ibu saya
untuk pergi berwisata ke Bali. Di Bali kami menginap di salah satu hotel yang
berlokasi di daerah Nusa Dua. Hotel ini bernama Hotel Oasis. Hotel ini
pelayanannya cukup bagus, fasilitasnya sangat lengkap dan yang saya paling suka
dari hotel ini adalah hotel ini memiliki private
beach. Private beach di hotel ini
sangat bagus, dari mulai view-nya,
pasir putihnya serta lautnya yang berwarna biru dan jernih.
Sekolah
Menengah Pertama
Ayah saya dan ibu saya selalu menanyakan saya ingin
melanjutkan ke SMP (Sekolah Menengah Pertama) mana, tapi saya hanya menjawab
SMPN 99 Jakarta karena itu adalah SMP favorite. Dan saat saya mendaftar lewat
jalur online, alhamdulillah saya diterima di SMP yang saya mau, dan saya
langsung bergegas pergi ke SMPN 99 Jakarta untuk segera mendaftar ulang.
MOS
MOS (Masa Orientasi Siswa), merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk menyambut para siswa/siswi baru. MOS ini hanya berlangsung selama
satu hari. Untuk mengikuti kegiatan MOS ini, para siswa menggunakan topi
kerucut dan nemtag. Sementara para siswi menggunakan nemtag dengan rambut di
kuncir sebanyak sembilan kanan, sembilan kiri.
Kelas VII -
5
Saat saya sedang mencari nama saya di daftar kelas, seketika
ada suara seorang cowok yang berkata "lo di kelas tujuh lima yaz",
saya langsung menengok untuk melihat siapa cowok tersebut, ternyata cowok
tersebut adalah Darma, dia adalah teman saya dari SD. Setelah dia berkata
seperti itu saya langsung membalasnya "oh oke thanks ya, Dar". Saya
langsung menuju ke kalas VII-5. Wali kelas saya bernama Bu Sitorus. Di kelas
saya duduk di barisan paling pojok di urutan bangku kedua dari depan meja guru,
saya duduk bersama Rahmi Dimitri yang biasa dipanggil Mimi. Mimi ternyata
mempunyai seorang kembaran yang bernama Rahma Dimitri dan biasa dipanggil Mima,
tetapi Mima tidak sekelas dengan Mimi, Mima di kelas VII-4. Di depan tempat
duduk saya ada dua orang cewek, yang satu bernama Maghdina Tiara Dewi atau
biasa dipanggil Tiara dan yang satu lagi bernama Karina Novianti yang biasa
dipanggil Karina. Di belakang tempat duduk saya ada dua orang cewek juga yang
bernama Cera Riana yang biasa dipanggil Cera dan Dikna Muchlissoch yang biasa
dipanggil Dikna. Saat pertengahan semester 1, teman saya yang bernama Tania
ingin duduk bersama saya dikelas, akhirnya Tania dan Mimi bertukar tempat. Namun
saat akhir semester 1, Tania bertukar tempat duduk dengan Shavira. Semenjak
itu, Shavira, Tiara, Karina dan saya menjadi sahabat dekat. Shavira orang yang
sangat jahil dan keras kepala, Karina orang yang pintar dan Tiara orang yang
asik untuk diajak bercerita. Pernah suatu ketika, saat jam pelajaran Bu Sitorus
yaitu pelajaran PLBJ, Shavira sedang iseng mengiris-iris penghapus dan
mengulung-gulung kertas menjadi bola-bola kertas kecil yang dia letakan di mejanya.
Setelah selesai dia pun merasa bosan dan muncul lah kejahilan di dalam otaknya.
Dia melihat ke depannya dan dia melihat rambut karina yang kriting dan sedikit
mengembang, dia pun melempar bola-bola kertas dan memasukan irisan-irisan
penghapus ke dalam rambutnya Karina, namun Karina tidak menyadari akan
kejahilan Shavira sampai Dikna sengaja memanggil Karina untuk memberitahukan
kalau di rambutnya terdapat bola-bola kertas dan irisan penghapus. Saat Dikna
memanggil "Karina", entah kenapa Karina refleks berpaling ke arah Dikna dengan kencang dan alhasil semua
bola-bola kertas dan irisan penghapus yang ada di rambut Karina terlempar
keluar, karena posisi tempat duduk Karina yang persis di depan meja guru, dan
di meja tersebut ada Bu Sitorus, saat Karina berpaling kencang semua bola-bola
kertas dan irisan-irisan penghapus terlempar keluar dari rambut Karina dan
tepat mengenai muka dan badan Bu Sitorus. Dengan spontan Bu Sitorus marah dan berkata "ini siapa yang
berani-beraninya nyampah ke depan seperti ini?", kemudian dengan tertawa
kecil Dikna menjawab "itu rambutnya Karina, Bu, yang nyampah". Karina
yang melihat dan mendengar omongan Dikna hanya tertegun heran, sementara
Shavira, Tiara, Cera, Dikna dan saya malah tertawa.
Kosistara
99
Kosistara merupakan singkatan dari komando siswa tata
upacara. Ini merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMPN 99
Jakarta. Ekskul ini sama seperti paskibra yang ada di sekolah lain. Ekskul ini
selalu mengadakan latihan seusai kegiatan belajar di sekolah. Ekskul ini juga
mengadakan pelantikan. Namun, seusai pelantikan saya keluar dari ekskul ini.
- - Jakarta,
2009 -
Kelas VIII
- 6
Saat melihat daftar kelas, saya sekelas dengan Karina, namun
saya tidak sekelas dengan Shavira dan Tiara, ternyata Shavira dan Tiara juga
sekelas dan mereka masuk di kelas VIII-7. Di kelas VIII-6, saya duduk di
deretan kedua di baris ketiga, saya duduk sebangku dengan Karina. Samping kanan
saya bernama Arin, di depan saya bernama Ayas dan Nabila. Wali kelas saya
bernama Bu Fatikah.
KIR 99
KIR merupakan singkatan dari Kelompok Ilmiah Remaja dan
hasil dari Kelompok Ilmiah Remaja ini disebut Karya Ilmiah Remaja. Ini
merupakan salah satu ekskul yang saya ikuti setelah saya keluar dari kosistara.
Di KIR saya mempunyai seorang pembina yang biasa dipanggil Kak Agung. Ekskul
KIR ini aktif setiap hari kamis seusai pulang sekolah, yang kami lakukan
diantaranya membedah atau melakukan suatu percobaan. Pernah saya disuruh untuk
membedah seekor tikus putih dan mengamati bagian dalam dari tubuh tikus
tersebut. Di KIR juga ada pelantikan.
KIR juga pernah mengadakan suatu acara ke Bandung untuk
mengunjungi beberapa tempat seperti Boscha, kebun strawberry dan sebagainya. Saya mengikuti acara KIR ini bersama
Karina, Shavira dan Tiara. Saat sesampainya di Bandung, kami menuju ke villa
tempat kami akan bermalam. Saya mendapatkan satu kamar untuk ditiduri oleh
empat orang, dan saya mengajak Karina, Shavira dan Tiara untuk sekamar dengan
saya. Setelah menaruh barang-barang di villa penginapan, kami bergegas menuju
Boscha. Di Boscha kami melihat bintang dengan berbagai macam ukuran teropong,
ada juga teropong yang sangat besar yang hanya dipakai untuk saat-saat tertentu
saja. Setelah pulang dari Boscha, hari telah larut dan gelap, di Bus Shavira
duduk bersama Tiara, sementara saya duduk bersama Karina. Awalnya Karina duduk
di dekat jendala tapi, keisengan Tiara pun muncul, dengan tampang muka yang
dibuat serius Tiara bilang "awas lo, Kar, nanti tiba-tiba ada yang nongol
dari jendela disebelah lo". Karina yang percaya dengan omongan Tiara
langsung panik dan meminta untuk bertukar tempat duduk "yaz, ayo tukeran,
gue disitu, lo disini. Gue takut yaz", setelah berkata seperti itu tidak
lama kemudian Karina refleks menangis ketakutan. Saya, Tiara dan Shavira yang
awalnya tertawa justru jadi menenangkan Karina, dan Tiara yang menakuti Karina
jadi merasa bersalah. Keesokan harinya, acara telah selesai dan kita semua akan
kembali ke Jakarta. Saat di perjalanan menuju Jakarta, Karina tertidur pulas di
Bus dan mulut Karina sedikit terbuka. Melihat posisi tidur Karina yang
ternganga, ide jahil Shavira pun muncul. Shavira langsung mengeluarkan
sebungkus biscuit yang dia bawa dan
mengambil sebuah biscuit kemudian dia
remukan dan remukan dari biscuit itu
dia masukan ke dalam mulut Karina. Karina yang tertidur pulas tidak menyadari
akan perbuatan Shavira itu. Karina hanya mengecap mulutnya dan tertidur lagi.
- - Jakarta,
2010 -
Kelas IX -
3
Di kelas IX ini saya, Shavira, Karina, dan Tiara tidak ada
yang sekelas. Saya sekelas dengan Arin, teman saya sewaktu kelas VIII. Wali
kelas saya bernama Bu Nurmina. Di kelas saya duduk sebangku dengan Arin.
Dibarisan tempat duduk saya dan Arin, merupakan orang yang bisa dibilang
asik-asik karena mereka sering melucu, seperti Adhi, Jourast, Aldo, Ajie, Eva,
Fitriah, Irsal, dan Sigar.
Mengingat karena sebentar lagi akan ujian nasional (UN)
tingkat SMP, saya mengikuti beberapa bimbingan belajar. Setelah ujian nasional
selesai, saya tinggal mengunggu hasilnya, dan alhamdulillah saya dinyatakan
lulus. Tidak tahu kenapa, saya ingin masuk ke SMAN 31 Jakarta, oleh karena itu
pilihan pertama yang saya cantumkan saat saya mendaftar online adalah SMAN 31,
dan ternyata saya diterima di SMA tersebut.
- - Jakarta,
2011 -
MOS
Seperti halnya saat saya masuk SMP, sekarang saya mengikuti
MOS lagi tetapi kali ini MOS untuk SMA. MOS ini berlangsung selama tiga hari.
Kelas X - E
Saat melihat daftar kelas, ternyata saya masuk kelas X-E.
Ternyata saya sekelas dengan teman SD saya dulu yaitu Cinthya. Di kelas saya
duduk dengan Reni, sementara Cinthya dengan Nabila duduk persis di belakang
saya. Saya beruntung mempunyai teman sebangku seperti Reni, karena dia sering
bertingkah konyol yang membuat saya tertawa walaupun terkadang dia sering galau
akan pacarnya. Selain itu, di kelas saya memiliki sahabat yang bernama Cindy,
Desti, Fegga, Nindri dan Nando. Mereka sangat baik terhadap saya dan sering
membantu saya dalam segala hal termasuk tugas-tugas saya.
Jurusan
Dari kelas X ke kelas XI merupakan penjurusan para
siswa/siswi, di SMAN 31 Jakarta ini terdapat tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan
Bahasa. Kuota untuk kelas IPA hanya empat kelas yang masing-masing kelas berisi
empat puluh siswa/siswi. Sementara kuota untuk kelas IPS terdiri dari lima
kelas yang masing-masing kelasnya berisi empat puluh siswa/siswi. Dan terakhir
kelas Bahasa yang terdiri satu kelas yang berisi 40 orang siswa/siswi.
Saya ingin sekali masuk ke jurusan IPA, karena saya ingin
masuk jurusan Teknik nantinya saat saya masuk ke Perguruan Tinggi.
KIR 31
Saat memilih ekstrakurikuler, pikiran saya langsung tertarik
pada KIR, mungkin karena saya ingin melanjutkan ekskul saya yang di SMP yang
merupakan KIR juga. Acara mingguan KIR 31 diadakan setiap satu minggu sekali.
Pada tahun ini saya selaku anggota KIR yang masih dibimbing oleh kakak-kakak
pengurus. Pada setiap tahunnya, KIR selalu mengadakan tiga buah acara besar.
Untuk acara besar KIR yang pertama dinamakan NEWTON (New Technology and
Observation of Nature). Saya mengikuti acara KIR 31 ini untuk pertama kalinya.
Acara NEWTON ini sebenarnya untuk mengajak murid-murid SMAN 31 agar bergabung
dengan KIR 31 jika berminat. NEWTON kali ini bekerjasama dengan salah satu
lembaga pemerintah yaitu BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Di BATAN kami
melihat dan mempelajari segala macam peralatan yang ada yang berhubungan dengan
tenaga nuklir.
Setelah acara NEWTON, ada acara besar KIR yang kedua, yaitu
LKKIR (Latihan Kepemimpinan KIR). Di acara LKKIR ini anggota KIR yang aktif
akan diuji layak atau tidak menjadi seorang pengurus KIR nantinya. Sistem
kegiatan LKKIR ini sama seperti OSPEK atau MOS, karena kita memakai atribut
seperti baju putih polos, nemtag dan sebagainya. Di LKKIR ini, bagi para
anggota yang ingin menjadi seorang pengurus nantinya harus melewati dua macam
tes, yaitu tes tertulis dan tes wawancara.
Kemudian acara besar KIR yang ketiga pada tahun ini bernama
OUTRATE. OUTRATE kali ini akan menuju ke Kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau
Tidung. Yang ikut acara OUTRATE ini lumayan banyak, terdiri dari satu orang
guru pembina, dua orang guru pembimbing, alumni KIR 31, pengurus KIR 31 serta
anggota KIR 31. Untuk memulai perjalanan ke Pulau Tidung, kami semua berkumpul
di SMAN 31 pukul 05.00 WIB. Setelah memastikan bahwa semuanya lengkap, sekitar
pukul 06.00 WIB kami segera berangkat menggunakan bus yang disewa menuju ke
Pelabuhan Muara Angke. Akses menuju Pulau Tidung hanya bisa dituju dengan
menggunakan sebuah kapal kecil seperti halnya kapal nelayan. Untuk kapal-kapal
besar tidak diperkenankan masuk ke Pulau Tidung ini. Sesampainya di Pelabuhan
Muara Angke, kami langsung menaiki kapal yang telah disewa. Selama perjalanan
menuju Pulau Tidung banyak kejadian yang saya alami, dari mulai melihat dan
membantu teman yang mabuk laut akibat tidak tahan akan goncangan kapal,
mengerjai kakak pengurus yang sedang tertidur pulas dengan mulut ternganga di
dek kapal dengan cara memasukan sebuah permen coklat ke dalam mulutnya namun
dia tidak kunjung bangun, justru dia terbangun akibat goncagan kapal yang kuat.
Sesampainya di Pulau Tidung, saya dan yang lainnya segera menuju ke villa
penginapan, setelah itu kami diberikan waktu bebas untuk berjalan-jalan
keliling pantai ataupun ke rumah penduduk yang ada. Setelah waktu bebas itu
selesai, kembalilah ke tujuan acara OUTRATE ini, seperti halnya mendengarkan
presentasi dari kakak-kakak alumni dan pengurus, melakukan presentasi mengenai
Karya Ilmiah yang telah dibuat oleh anggota KIR dalam bentuk kelompok. Selain itu
kami juga diajak untuk membuat sebuah alat penyaring air laut yang tadinya
berwarna buram menjadi air laut yang tidak berwara. Dan kami disuruh untuk
meneliti dan mewawancarai warga sekitar tentang bagaimana keadaan air yang di
konsumsi oleh warga sekitar itu, ternyata air yang dipakai untuk keperluan
mandi dan sebagainya berasal dari laut, karena PAM di Pulau Tidung ini sudah
lama tidak di fungsikan.
- - Jakarta,
2012 -
Kelas XI
IPA 4
Saya senang karena akhirnya saya bisa masuk ke jurusan IPA.
Di kelas XI IPA 4 ini saya duduk dengan Anis teman saya sewaktu kelas X. Saya
juga sekelas dengan Cindy dan Reni yang merupakan teman saya sewaktu kelas X
serta Arief, dan Chico yang merupakan teman saya di ekskul KIR.
KIR 31
KIR pun telah berganti kepengurusan. Untuk kepengurusan KIR
tahun ini berada di tangan angkatan saya. Setelah melakukan SERTIJAB (Serah
Terima Jabatan), yang menjadi ketua KIR tahun ini adalah Tubagus Rahmatullah.
Sementara jabatan saya di KIR saat ini menjadi sekretaris pada bidang MIPA.
Seperti pada KIR sebelumnya tahun ini angkatan saya akan
menyelenggarakan tiga acara besar yang akan diawali dengan NEWTON. Untuk NEWTON
kali ini, saya bekerjasama dengan salah satu Lembaga Pemerintah yaitu LAPAN (Lembaga
Penerbangan Antariksa). Di LAPAN, kami disambut dengan sangat baik. Disini kami
juga melihat berbagai macam roket, fungsi kinerja roket, serta video-video
roket yang diluncurkan oleh LAPAN, selain itu kami juga dikumpulkan kedalam
satu ruangan untuk mengadakan sesi presentasi dan tanya jawab dari pihak LAPAN.
Untuk acara besar kedua KIR tahun ini, angkatan saya
mengadakan OUTRATE terlebih dahulu, namun tahun ini angkatan saya merubah nama
OUTRATE menjadi CAMBRIDGE. Untuk acara CAMBRIDGE tahun ini, kami membuat banyak
perubahan, kali ini kami tidak menginap di villa melainkan kami tidur
menggunakan tenda agar lebih dekat dengan alam karena kali ini kami menyelenggarakan
acara CAMBRIDGE ini di kaki Gunung Gede Pangrango selama tiga hari dua malam.
Untuk menuju ke kaki Gunung Gede Pangrango, kami menggunakan Bus yang telah
disewa. Namun Bus ini hanya bisa mengantar kami sampai di bawah, sementara
untuk menuju area perkemahan yang sudah kami tentukan harus jalan kaki.
Sesampainya di area perkemahan, disitu juga terdapat sebuah aula terbuka yang
cukup besar karena terdiri dari dua lantai. Untuk hari pertama, kami menugaskan
para anggota KIR untuk mengobservasi tanaman yang ada di sekitar perkemahan
mereka. Keesokan harinya, kami mengajak para anggota KIR untuk mendaki Gunung
Gede Pangrango ini, dari kaki sampai ke tengah gunung, karena di tengah Gunung
Gede Pangrango ini terdapat sebuah air terjun. Kami mendaki cukup jauh dan
memakan waktu sekitar dua jam lebih perjalanan. Setelah sampai di air terjun
tersebut, rasa capek yang ada akhirnya terbayarkan dengan pemandangan air
terjun yang indah. Setelah bermain dibawah air terjun tersebut, kami segera
mengajak anggota KIR untuk kembali ke perkemahan karena masih banyak susunan
acara setelah ini.
Setelah menyelenggarakan dua acara besar KIR, sekarang
tersisa satu acara besar KIR terakhir yaitu LKKIR. Pada acara besar KIR yang
ketiga kali ini, saya dipercaya untuk menjadi sekretaris acara LKKIR ini. Pada
kepengurusan tahun ini, nama LKKIR kami ganti dengan KNOWLEDGE (Knowing Leadership
Education and Genius). Tujuan dari KNOWLEDGE ini sama dengan tujuan LKKIR yaitu
untuk mencari kepengurusan baru yang layak untuk menerima jabatan-jabatan yang
ada.
Setelah acara KNOWLEDGE ini berakhir, kami langsung
mengadakan acara SERTIJAB. Setelah acara SERTIJAB dari angkatan saya ke
angkatan dibawah saya untuk menyerahkan masa kepengurusan selesai, saya dan
angkatan saya sekarang resmi menjadi alumni KIR 31. Tugas dari alumni KIR
adalah memantau kepengurusan KIR yang sedang berlangsung, namun kami tidak
berhak campur tangan melainkan hanya berhak untuk memberi masukan-masukan serta
opini-opini ke kepengurusan yang sedang berlangsung.
Setelah usai lebaran Idul Fitri, biasanya KIR 31 mengadakan
sebuah kegiatan silahturahmi ke rumah guru-guru, biasanya rumah guru yang
dituju adalah rumah guru pembina KIR 31 atau guru yang pernah menjadi pembina
dulunya ataupun guru pembimbing yang pernah membantu dan berjasa dalam KIR 31.
Kegiatan silahturahmi ini diikuti oleh seluruh KIR 31 baik itu alumni, pengurus
ataupun anggota yang bisa hadir.
- - Jakarta,
2013 -
Kelas XII
IPA 3
Tidak terasa saya sudah kelas XII SMA dan sebentar lagi saya
akan melaksanakan berbagai ujian praktek, ujian sekolah dan ujian nasional. Di
kelas XII ini, saya duduk bersama Nindri, Nindri merupakan teman saya sejak
kelas X. Dan yang duduk di belakang saya bernama Dytha. Dytha orang yang sangat
heboh dan selalu ada saja akal jahilnya, tapi Dytha juga selalu galau bahkan
mungkin bagi Dytha tiada hari tanpa galau. Sementara Nindri merupakan orang
yang sangat jahil, tapi suka marah kalau kita jahilin balik, karena kemana-mana
saya sering berdua dengan Nindri, bahkan di tempat les pun juga begitu, saya
dan Nindri sering dikira kembar dengan orang-orang ang ada di sekitar kita yang
belum mengenal kita, sedangkan saya sama Nindri hanya tertawa saja. Selain
Dytha dan Nindri, di kelas saya juga bersahabat dengan Walid dan Raka. Walid
merupakan orang yang iseng dan suka ngeselin bahkan dia selalu ingin tau dengan
segala urusan saya, walaupun begitu, sebenarnya dia orang yang baik dan suka
mendengarkan cerita saya bahkan terkadang dia suka memberi masukan dan saran
untuk saya. Sementara dengan Raka, dia selalu menghibur saya dengan muka yang
terkadang planga-plongo soalnya setiap saya berbicara dengan Raka, respon
pertama yang di keluarkan adalah berkata "Hah?" dengan tampang
bingung tidak tahu apa-apa. Sama halnya seperti Walid, Raka juga selalu mendengarkan
cerita saya dan memberi masukan yang terbaik untuk saya, terkadang Raka juga
menasihati saya agar saya menjadi lebih baik lagi di kedepannya.
Di kelas XII ini saya juga mengikuti bimbingan belajar agar
saya siap untuk menghadapi soal-soal ujian nasional nantinya. Selain mengikuti
bimbingan belajar, saya juga mengikuti tambahan dari guru matematika saya yaitu
Bu Erma yang biasa diadakan setiap hari kamis seusai jam sekolah. Selain
tambahan matematika, Bu Sri guru kimia juga mengadakan tambahan untuk
pelajarannya. Saya bersama Nindri, Cindy, Walid dan Raka sering belajar
bersama, terkadang kami membahas soal-soal ujian nasional dari tahun-tahun
sebelumnya ataupun dari soal-soal try out yang ada. Selain belajar berasama,
saya, Nindri, Cindy, Walid dan Raka juga mengunjungi rumah guru fisika saya
yang bernama Bu Rukiyah atau biasa dipanggil dengan Bu Kiki. Bu Kiki sangat
baik karena mau menyambut kedatangan kami dan mau mengajari kami di rumahnya.
Sebenarnya kami merasa tidak enak melakukan hal itu, namun kami berpikir ini
kami lakukan agar bisa mengerjakan soal-soal ujian nasional nantinya.
- - Jakarta,
2014 -
Setelah ujian nasional saya lewati, saya difokuskan untuk
mengejar tes masuk ke Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN. Sahabat saya Nindri
tidak harus memikirkan SBMPTN karena dia telah di terima di Universitas Brawijaya
di Malang dengan jurusan teknologi pangan. Saat pengumuman kelulusan diumumkan,
di satu sisi saya sangat senang karena SMAN 31 Jakarta lulus seratus persen,
tapi disisi lain saya juga merasa sedih karena saya harus berpisah dengan
sahabat-sahabat saya. Saat pengumuman SBMPTN, Cindy sahabat saya keterima masuk
di Universitas Padjajaran di Bandung dengan jurusan keperawatan, sebenarnya
Cindy ingin menjadi seorang dokter spesialis jantung tapi dia tidak di terima
di kedokteran. Sementara saya mengikuti ujian mandiri yang diselenggarakan oleh
beberapa kampus. Jurusan yang saya inginkan dari saya masih kecil adalah Teknik
Arsitektur. Di setiap tes masuk perguruan tinggi, saya selalu menulis di
pilihan pertama saya adalah Teknik Arsitektur dan pilihan kedua saya adalah
Teknik Sipil. Namun saya belum di terima. Dan akhirnya saya memutuskan untuk
mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta. Sebenarnya saya telah di terima di salah
satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Jakarta dengan jurusan yang saya
minati yaitu Teknik Arsitektur. Namun kata ayah saya, ayah saya menginginkan
saya agar masuk ke Teknik Industri. Akhirnya saya mendaftar di Perguruan Tinggi
Swasta lainnya dengan jurusan Teknik Industri. Dan akhirnya sekarang saya
menjadi mahasiswi Teknik Industri di Universitas Gunadarma.
- PUISI -
─ KETULUSANMU... IBU ─
Waktu terus bergulir
Hari-hari silih berganti
Tahun demi tahun kian berlalu
Namun kasih sayangmu
Juga kelembutan hatimu
Tak pernah lekang oleh waktu
Dalam matamu
Aku melihat ketulusan
Dalam pelukmu
Aku merasakan kasih sayang
Dalam tawamu
Aku menemukan kebahagiaan
Aku pernah menangis dalam pelukmu
Tapi kau selalu menenangkanku
Aku pernah membuat kesalahan padamu
Tapi kau selalu membimbingku
Aku pernah membuatmu kecewa
Tapi kau selalu memaafkanku
Pengorbanan yang kau lakukan untukku
Merupakan bentuk nyata akan ketulusanmu
Maafkan aku ibu...
Maafkan aku atas semua perbuatan
burukku
Terima kasih ibu...
Terima kasih atas semua yang telah kau
berikan padaku
─
PERJUANGANMU... AYAH ─
Kala mentari terbit dari ufuk timur
Memancarkan sinarnya menghiasi langit
bumi
Kala itu juga kau bersiap
Bergegas mengais rezeki
Kala senja telah berganti malam
Kala rembulan telah menampakan dirinya
Saat itu kau kembali
Kembali ke tempatmu berlindung
Dalam setiap hembusan napasmu
Itu menyadarkanku akan adanya kehidupan
Dalam setiap tetes keringatmu
Itu menyadarkanku akan makna perjuangan
Jerih payah tiada henti
Tanpa pernah mengenal lelah
Berusaha tanpa batas
Tanpa pernah mengenal putus asa
Berkorban demi keluarga kecilmu
Bertekad untuk membahagiakan mereka
Terima kasih ayah...
Atas semua yang telah kau lakukan untuk
kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar