.

.

Minggu, 19 November 2017

Tugas Etika Profesi

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DENGAN KREDIBILITAS KLIEN SEBAGAI PEMODERASI
Galeh Utami
Alumni Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
galeh.candrakirana@gmail.com
Mahendra Adhi Nugroho
Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Review JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 1 / TAHUN 2014
_________________________________________________________________________________________________


Pertimbangan  materialitas merupakan pertimbangan profesional yang dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadahi dan yang meletakkan kepercayaan pada laporan keuangan. Berkenaan dengan lingkup pengujian, penentuan ukuran sampel dan item yang akan diuji, pertimbangan auditor sangat mempengaruhi, dalam hal ini mencakup materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas diantaranya adalah profesionalisme auditor. Munculnya pandangan skeptis terhadap profesi akuntan publik memang beralasan karena  cukup  banyak  laporan  keuangan suatu perusahaan  yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, tetapi justru mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. Hal tersebut membuat masyarakat meragukan independensi dan kredibilitas auditor sebagai seorang profesional. Berkaitan dengan pertimbangan tingkat materialitas, etika profesi sangat berpengaruh, karena semua berawal dari masing-masing individu      dalam bersikap sesuai etika profesinya.
Berdasarkan    beberapa faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, penelitian ini akan lebih fokus untuk meneliti tentang profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman auditor. profesionalisme dipilih karena berkaitan dengan tanggung jawab seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, sikap profesionalisme yang tinggi akan menunjukkan kinerja yang bagus, dalam hal ini adalah dalam melakukan pertimbangan materialitas.
Populasi berupa auditor dengan subjek penelitian yaitu auditor yang Bekerja di KAP wilayah DIY dan sampelnya adalah seluruh auditor yang bekerja pada KAP tersebut. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data primer yang diperoleh dari jawaban auditor dengan menggunakan kuesioner. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis jalur dengan partial least square untuk menentukan dalam menolak atau menerima hipotesis yang diajukan.
Profesional auditor memiliki pengaruh yang signifikan pada pertimbangan tingkat materialitas. Hasil analisis menggunakan PLS diperoleh koefisien jalur sebesar -0,419 dengan nilai t-statistik ≥ 1,96 yakni sebesar 4,112. Hal ini menunjukkan pengaruh antara profesional auditor dan pertimbangan tingkat materialitas dan pengaruhnya bersifat negatif. Hasil negatif secara statistik, bukan berarti menggugurkan konsep yang sudah mapan yakni profesionalisme berpengaruh positif pada pertimbangan tingkat materialitas, namun terdapat kondisi khusus dalam konteks penelitian serta sangat dipengaruhi oleh instrumen yang digunakan dalam menggali mengenai pertimbangan tingkat materialitas. Dalam konteks auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Yogyakarta, semakin tinggi tingkat profesionalisme seorang auditor, maka akan semakin tidak mudah dalam memberikan keputusan-keputusan dalam rangka memenuhi harapan/keinginan klien. Artinya, semakin tinggi tingkat profesionalisme yang dimiliki seorang auditor, maka pertimbangan dalam memutuskan pemenuhan keinginan-keinginan klien akan semakin ketat. Seorang auditor yang profesional tidak akan terlalu mudah dan murah dalam mengambil keputusan dalam rangka memenuhi keinginan klien. Kondisi inilah yang menjadikan hubungan antara profesionalisme auditor dan pertimbangan tingkat materialitas berbanding terbalik atau hubungan yang negatif.
Etika profesi tidak berhubungan dengan pertimbangan tingkat materialitas. Hasil analisis menggunakan PLS menunjukkan nilai t-statistik <1,96 yakni sebesar 1,691 sedangkan nilai koefisien jalurnya sebesar 0,231. Dengan demikian etika profesi tidak mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, karena etika profesi lebih cenderung ke arah perilaku seorang auditor dalam menjalankan tugasnya, bukan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan pertimbangan tingkat materialitas. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai t-statistik <1,96 yakni 1, 727 dengan koefisien jalur menunjukkan angka -0,119.
Kredibilitas klien memoderasi hubungan antara profesionalisme auditor pada pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-statistik ≥1,96 yakni sebesar 4,209. Setelah profesionalisme auditor diinteraksikan dengan kredibilitas klien, pengaruhnya berubah menjadi bernilai positif (0,415). Artinya, tingkat profesionalisme seorang auditor dapat berubah setelah memiliki kepercayaan pada klien sehingga akan berdampak  pada  keputusan  auditor  dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas. Kredibilitas klien memperkuat hubungan antara profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan yang positif berarti bahwa seorang auditor profesional yang sudah memiliki kepercayaan kepada klien, maka akan dapat lebih longgar atau mudah dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas atau lebih akomodatif terhadap keinginan klien.
Kredibilitas klien juga memoderasi hubungan antara etika profesi dengan pertimbangan tingkat materialitas. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai t-statistik ≥1,96 yakni 2,456 dan koefisien jalur menunjukkan angka -0,314. Setelah etika profesi diinteraksikan dengan kredibilitas klien, menjadikan pengaruh etika profesi pada pertimbangan tingkat materialitas menjadi signifikan. Hubungan diantaranya negatif artinya kredibilitas klien memoderasi secara negatif atau memperlemah hubungan antara etika profesi pada pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini berarti bahwa ketika seorang auditor yang memegang etika profesi yang kuat serta memiliki kepercayaan kepada klien, maka akan dapat memberikan pertimbangan tingkat materialitas meskipun dalam tingkatan pertimbangan yang sangat ketat. Artinya keputusan yang diberikan auditor tidaklah sangat mudah begitu saja menuruti keinginan klien.
Kredibilitas klien bukanlah variabel moderating yang dapat mempengaruhi pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t-statistik <1,96 yakni 1,580 dengan koefisien jalur sebesar 0,121. Hal tersebut dimungkinkan karena lamanya bekerja dan banyaknya penugasan auditor belum bisa merepresentasikan tentang pengalaman auditor meskipun auditor memiliki kepercayaan terhadap klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar