PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI
DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DENGAN
KREDIBILITAS KLIEN SEBAGAI PEMODERASI
Galeh Utami
Alumni Prodi Akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta
galeh.candrakirana@gmail.com
Mahendra Adhi Nugroho
Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta
_________________________________________________________________________________________________
Pertimbangan materialitas merupakan pertimbangan
profesional yang dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang
memiliki pengetahuan memadahi dan yang meletakkan kepercayaan pada laporan
keuangan. Berkenaan dengan lingkup pengujian, penentuan ukuran sampel dan item
yang akan diuji, pertimbangan auditor sangat mempengaruhi, dalam hal ini
mencakup materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas
diantaranya adalah profesionalisme auditor. Munculnya pandangan skeptis
terhadap profesi akuntan publik memang beralasan karena cukup
banyak laporan keuangan suatu perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian, tetapi justru mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut
dikeluarkan. Hal tersebut membuat masyarakat meragukan independensi dan
kredibilitas auditor sebagai seorang profesional. Berkaitan dengan pertimbangan
tingkat materialitas, etika profesi sangat berpengaruh, karena semua berawal
dari masing-masing individu dalam
bersikap sesuai etika profesinya.
Berdasarkan beberapa faktor yang mungkin dapat
mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, penelitian ini akan lebih fokus
untuk meneliti tentang profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman
auditor. profesionalisme dipilih karena berkaitan dengan tanggung jawab seorang
auditor dalam melaksanakan tugasnya, sikap profesionalisme yang tinggi akan menunjukkan
kinerja yang bagus, dalam hal ini adalah dalam melakukan pertimbangan
materialitas.
Populasi berupa auditor dengan subjek penelitian yaitu
auditor yang Bekerja di KAP wilayah DIY dan sampelnya adalah seluruh auditor
yang bekerja pada KAP tersebut. Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif yaitu data primer yang diperoleh dari jawaban auditor dengan
menggunakan kuesioner. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis jalur dengan partial least
square untuk menentukan dalam menolak atau menerima hipotesis yang
diajukan.
Profesional auditor memiliki pengaruh yang signifikan pada
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil analisis menggunakan PLS diperoleh
koefisien jalur sebesar -0,419 dengan nilai t-statistik ≥ 1,96 yakni sebesar
4,112. Hal ini menunjukkan pengaruh antara profesional auditor dan pertimbangan
tingkat materialitas dan pengaruhnya bersifat negatif.
Hasil negatif secara statistik,
bukan berarti menggugurkan konsep yang sudah mapan yakni profesionalisme
berpengaruh positif pada pertimbangan tingkat materialitas, namun terdapat
kondisi khusus dalam konteks penelitian serta sangat dipengaruhi oleh instrumen
yang digunakan dalam menggali mengenai pertimbangan tingkat materialitas. Dalam
konteks auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Yogyakarta, semakin
tinggi tingkat profesionalisme seorang auditor, maka akan semakin tidak mudah
dalam memberikan keputusan-keputusan dalam rangka memenuhi harapan/keinginan
klien.
Artinya, semakin tinggi tingkat
profesionalisme yang dimiliki seorang auditor, maka pertimbangan dalam
memutuskan pemenuhan
keinginan-keinginan klien akan semakin ketat. Seorang auditor yang profesional
tidak akan terlalu mudah dan murah dalam mengambil keputusan dalam rangka
memenuhi keinginan klien. Kondisi inilah yang menjadikan hubungan antara
profesionalisme auditor dan pertimbangan tingkat materialitas berbanding
terbalik atau hubungan yang negatif.
Etika profesi tidak berhubungan dengan pertimbangan tingkat
materialitas. Hasil analisis menggunakan PLS menunjukkan nilai t-statistik
<1,96 yakni sebesar 1,691 sedangkan nilai koefisien jalurnya sebesar 0,231.
Dengan demikian etika profesi tidak mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas, karena etika profesi lebih cenderung ke arah perilaku seorang
auditor dalam menjalankan tugasnya, bukan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan pertimbangan tingkat
materialitas. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai t-statistik <1,96 yakni 1,
727 dengan koefisien jalur menunjukkan angka -0,119.
Kredibilitas klien memoderasi hubungan antara
profesionalisme auditor pada pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t-statistik ≥1,96 yakni sebesar 4,209. Setelah
profesionalisme auditor diinteraksikan dengan kredibilitas klien, pengaruhnya
berubah menjadi bernilai positif (0,415). Artinya, tingkat profesionalisme
seorang auditor dapat berubah setelah memiliki kepercayaan pada klien sehingga
akan berdampak pada keputusan
auditor dalam
memberikan pertimbangan tingkat
materialitas. Kredibilitas klien memperkuat hubungan antara
profesionalisme auditor terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Hubungan yang positif berarti bahwa
seorang auditor profesional yang sudah memiliki kepercayaan kepada klien, maka
akan dapat lebih longgar atau mudah dalam memberikan pertimbangan tingkat
materialitas atau lebih akomodatif terhadap keinginan klien.
Kredibilitas klien juga memoderasi hubungan antara etika
profesi dengan pertimbangan tingkat materialitas. Hal tersebut ditunjukkan oleh
nilai t-statistik ≥1,96 yakni 2,456 dan koefisien jalur menunjukkan angka
-0,314. Setelah etika profesi diinteraksikan dengan kredibilitas klien,
menjadikan pengaruh etika profesi pada pertimbangan tingkat materialitas
menjadi signifikan. Hubungan diantaranya negatif artinya kredibilitas klien
memoderasi secara negatif atau
memperlemah hubungan antara etika profesi pada pertimbangan tingkat materialitas.
Hal ini berarti bahwa ketika seorang auditor yang memegang etika profesi yang
kuat serta memiliki kepercayaan kepada klien, maka akan dapat memberikan
pertimbangan tingkat materialitas meskipun dalam tingkatan pertimbangan yang
sangat ketat. Artinya keputusan yang diberikan auditor tidaklah sangat mudah
begitu saja menuruti keinginan klien.
Kredibilitas klien bukanlah variabel moderating yang dapat
mempengaruhi pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai t-statistik <1,96 yakni 1,580 dengan koefisien
jalur sebesar 0,121. Hal tersebut dimungkinkan karena lamanya bekerja dan
banyaknya penugasan auditor belum bisa merepresentasikan tentang pengalaman
auditor meskipun auditor memiliki kepercayaan terhadap klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar