ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Disusun Oleh :
Nama : Diaz Aulia Wardani
NPM : 33414029
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014 / 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................. 2
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. Pengertian Penderitaan........................................................... 3
B. Siksaan.................................................................................... 3
C. Kekalutan Mental................................................................... 5
D. Penderitaan dan Perjuangan................................................... 6
E. Penderitaan, Media Masa dan Seniman.................................. 6
F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya............................................ 7
G. Pengaruh Penderitaan............................................................. 7
PENGALAMAN PENDERITAAN............................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 10
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa sanskerta dhra yang memiliki arti menanggung. Kata derita sendiri memiliki arti menanggung sesuatu yang kurang atau tidak menyenangkan.
Peranan seorang individu berpengaruh dalam menentukan suatu intensitas penderitaan. Peristiwa atau kejadian yang dianggap sebagai suatu penderitaan bagi seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan juga bagi orang lain, bisa saja suatu penderitaan yang dialami oleh seseorang justru dapat memotivasi dirinya agar bangkit atau menjadi sebuah awalan untuk mencapai sebuah kebahagiaan pada akhirnya.
Suatu penderitaan pastinya dialami oleh semua orang tanpa terkecuali, karena penderitaan itu sendiri merupakan sebuah risiko dalam hidup. Penderitaan dengan kebahagiaan hubungannya sangat seimbang, bisa saja suatu ketika Tuhan memberikan umat nya suatu penderitaan kemudian memberikannya suatu kebahagiaan. Tuhan memberikan suatu penderitaan terhadap umatnya dikarenakan untuk menyadarkan manusia agar selalu berserah diri pada-Nya dan tidak berpaling dari-Nya. Karena berserah diri ini yang akan memperoleh suatu kedamaian dihatinya, sehingga penderitaan yang tadinya dialami terasa sedikit berkurang.
B. Siksaan
Siksaan dapat berupa siksaan badan atau jasmani dan siksaan jiwa atau rokhani. Siksaan merupakan suatu awalan untuk suatu penderitaan. Berikut merupakan siksaan yang bersifat psikis :
· Kebimbangan
Seseorang akan mengalami kebimbangan bila ia tidak dapat menentukan sebuah pilihan yang akan dia ambil. Seseorang yang berada dalam keadaan bimbang akan merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Seseorang mengatasi suatu kebimbangan tergantung pada pola pikirnya. Apabila pola pikir orang tersebut kuat, maka cara berpikirnya akan lebih cepat untuk mengambil sebuah keputusan sehingga kebimbangannya akan cepat teratasi. Lain halnya dengan orang yang pola pikirnya lemah, masalah kebimbangan yang dialami oleh orang yang pola pikirnya lemah akan lama dialaminya, sehingga kebimbangan itu lama untuk diatasi dan mengalami siksaan yang berkepanjangan.
· Kesepian
Kesepian yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi di dalam dirinya sendiri atau jiwanya sendiri walaupun ia berada di dalam lingkungan orang yang ramai. Kesepian merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Kesepian harus cepat diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Biasanya, untuk mengalahkan rasa kesepian seseorang harus mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunkasi. Selain mencari teman, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan.
· Ketakutan
Ketakutan merupakan suatu siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan maka disebut sebagai phobia. Ketakutan merupakan hal yang bersifat psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, diantaranya :
- Claustrophobia
Rasa takut yang disebabkan apabila seseorang berada pada ruangan tertutup
- Agoraphobia
Rasa takut yang disebabkan apabila seseorang berada pada ruang terbuka
- Gamang
Rasa takut yang disebabkan apabila seseorang berada di tempat yang tinggi
- Kegelapan
Rasa takut yang disebabkan apabila seseorang berada di tempat yang gelap
- Kesakitan
Rasa takut yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
- Kegagalan
Rasa takut dari dalam diri seseorang karena merasa apa yang dia lakukan atau jalankan akan mengalami kegagalan.
C. Kekalutan Mental
Kekalutan mental merupakan suatu gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental diantaranya :
· Kepribadian yang lemah
Akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
· Terjadinya konflik sosial budaya
Akibat norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan yang ada di dalam masyarakat sehingga yang bersangkutan tidak dpat menyesuaikan diri lagi
· Cara pematangan batin
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang akan mendorongnya ke arah :
· Positif
Trauma yang dialami dan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup
· Negatif
Trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi atau tekanan batin akibat tidak tercapai apa yang diinginkannya.
Bentuk frustasi antara lain :
1. Agresi
Kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali
2. Regresi
Pola reaksi yang kekanak-kanakan
3. Fiksasi
Pembatasan pada satu pola yang sama
4. Proyeksi
Usaha melemparkan kelemahan dan sikap negatif diri sendiri kepada orang lain
5. Identifikasi
Menyamakan diri dengan seseorang yang sukses di dalam imaginasinya
6. Narsisme
Cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan
7. Autisme
Menutup diri secara total dari dunia dan tidak mau berkomuikasi dengan orang lain
Penderita kekalutan mental banyak terdapat pada lingkungan seperti :
1. Kota-kota besar
2. Anak-anak muda usia
3. Wanita
4. Orang yang tidak beragama
5. Orang yang terlalu mengejar materi
D. Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan dalam kehidupan manusia bersifat kodrati, artinya bahwa mausia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia tetapi juga menderita. Dalam hidup, manusia tidak boleh pesimis dan menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Tetapi hidup manusia harus optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan yang dialami dalam hidup.
E. Penderitaan, Media Masa dan Seniman
Media masa merupakan suatu alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan begitu masyarakat dapat menilai untuk segera menentukan sikap antar sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga yang melihatnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
· Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya menyebabkan penderitaan manusia itu sendiri, misalnya musibah banjir, tanah longsor, dan sebagainya.
· Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab Tuhan
Kesabaran, tawakal, dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh berbagai macam pengaruh dan sikap dalam dirinya sendiri. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negatif dan positif. Sikap negatif seperti rasa penyesalan, rasa kecewa, putus asa, dan sebagainya. Sedangkan sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, dan sebagainya. Apabila sikap negatif dan positif dikomunikasikan oleh para seniman sehingga orang yang melihat hasil karyanya akan memberikan sebuah penilaian. Penilaian itu sendiri dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan bertujuan untuk memperbaiki keadaan.
PENGALAMAN PENDERITAAN
Hemophobia.
Definisi Hemophobia itu sendiri adalah suatu rasa takut yang dialami oleh seseorang apabila dirinya melihat darah. Seseorang yang menderita hemophobia menunjukkan tanda-tanda kegelisahan saat melihat darah seperti pusing, menurunnya detak jantung, menurunnya tekanan darah, telapak tangan dan kaki yang dingin dan berkeringat, rasa lemas dan mual.
Sejak kecil saya selalu ngilu dan takut jika melihat sebuah luka apalagi jika luka itu mengeluarkan darah, bahkan membahas darah pun saya merasa ngilu dan merinding. Pernah suatu ketika Ibu saya sakit dan kata Dokter, Ibu saya menderita batu empedu dan mau tidak mau harus di operasi. Setelah selesai operasi dokter memberitahukan bahwa bekas operasi ibu saya masih bersifat drained, dan alhasil di perut ibu saya masih disambungkan selang yang di ujungnya terdapat sebuah kantong transparan. Awalnya saat saya masuk ke dalam kamar perawatan Ibu saya, saya tidak mengetahui apa isi kantong itu, saat saya melihatnya ternyata itu berisi cairan dan ada darah di dalamnya. Saat mengetahui hal itu saya langsung terduduk lemas dan segera memencet bel yang ada untuk memanggil suster jaga dan memintanya agar membungkus kantong yang transparan itu dengan kantong plastik hitam, saat saya meminta seperti itu sang suster pun tertawa kecil dan bilang “Kenapa? Takut darah ya?" dengan tidak berkata-kata saya hanya menganggukkan kepala sambil menyengir malu sebagai jawaban.
Pengalaman baru saya tentang hemophobia ini yaitu baru-baru ini yang lagi-lagi tentang Ibu saya. Ibu saya yang selalu mengeluh sakit di punggung kakinya, memang saat saya lihat kaki Ibu saya telah membengkak, dan Ayah saya segera membawa Ibu saya ke Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit, Ibu saya menuju UGD dan disana ada Dokter umum yang sedang berjaga, setelah diperiksa, kata sang Dokter ini harus di rujuk ke Dokter bedah. Akhirnya Dokter bedah yang menangani Ibu saya. Dokter bedah itu bilang ada sebuah kristal apa gitu saya juga tidak mendengarkan selanjutnya dan akhirnya Dokter bedah itu menyarankan agar kristal itu diangkat. Ibu saya sudah berbaring di tempat tidur rumah sakit dan saya berdiri disampingnya, tidak lama kemudian sang Dokter datang dengan seorang suster yang membawa berbagai macam peralatan. Awalnya saya biasa saja, Ibu saya memegangi tangan saya dan berkata “jangan dilihat de”. Saat sang Dokter sedang membedah kaki Ibu saya Ia mengajak ibu saya berbicara supaya membuat Ibu saya tidak takut. Tapi entah kenapa saya refleks melihat ke arah Dokter tersebut dan tidak sengaja saya melihat kaki Ibu saya telah disayat dan terbuka kulitnya, dan disampingnya terdapat sebuah kasa yang sebelumnya saya lihat berwarna putih telah berubah menjadi warna merah alias dipenuhi dengan darah. Saya langsung memalingkan wajah ke arah tembok, kaki dan tangan saya merasa dingin dan berkeringat dan saya merasa lemas, pusing, dan mual. Setelah saya merasa tidak kuat lagi akhirnya saya melepaskan genggaman tangan Ibu saya yang di tangan saya dan kemudian saya pergi keluar dan meninggalkan ruangan bedah tersebut. Sampai Dokter itu selesai saya baru memasuki ruangan itu lagi dan melihat kaki Ibu saya telah di perban.
Itulah beberapa pengalaman penderitaan saya mengenai Hemophobia.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Budaya Dasar – Manusia dan Penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar