Sebelum bel masuk berbunyi, Alex beserta teman-temannya sedang berada di lorong sekolah. Dan saat itu juga Alex melihat Velcy yang baru saja datang dan ingin memasuki ruang kelasnya
"Woi sob, ada yang tau ga cewe itu kelas berapa?" Tanya Alex kepada salah seorang temannya dengan menunjuk Velcy
"Oh dia, dia tuh anak kelas 10-1, cantik ya. Katanya dia juga buat karya tulis gitu buat majalah sekolah" jelas teman Alex
"Gila ya udah cantik, pinter lagi. Liat ya gue bakal jadiin dia cewe gue!" Seru Alex
"Wes yakin lo sob" tantang teman Alex
"Yakin lah, kita liat aja nanti" kata Alex meyakinkanSaat istirahat Alex pergi ke kelas Velcy.
Sesampainya Ia di kelas 10-1 itu, Ia melihat Velcy sedang membaca sebuah novel
"Hai Velcy" sapa Alex
"Kok lo bisa disini?" tanya Velcy bingung
"Ya bisa dong. Kok keliatannya lo kaget gitu sih?" Tanya Alex
"Eh enggak kok, siapa yang kaget sih. Gue itu cuma heran kok lo bisa tau kelas gue?" Tanya Velcy bingung
"Ya bisalah, apasih yang Alex ga bisa lakuin?" Kata Alex membanggakan diri
"Ih apa banget sih lo" kata Velcy
"Haha.. Oh ya lo lagi baca apa?" Tanya Alex sambil menunjuk novel yang sedang dibaca Velcy
"Ini ceritanya tentang seorang anak yang hidup dengan sebuah kekurangan tapi dia dapat memotivasi orang banyak" jelas Velcy
"Oh gitu.. Lo suka baca novel ya?" Tanya Alex
"Ya lumayan suka, cuma buat hiburan semata aja" jawab Velcy
"Nih Cy, minuman buat lo" kata Valen yang baru saja datang dengan membawa dua buah gelas minuman
"Okay makasih ya Valen" kata Velcy
Alex terdiam, dia hanya memperhatikan Valen dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis. Valen yang merasa diperhatikan merasa tidak nyaman. Sedangkan Velcy meneruskan membaca novelnya
"Ada apa lo ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Valen terhadap Alex
"Siapa juga yang ngeliatin lo, GR banget sih jadi cowo" jawab Alex
"Lo berdua kenapa sih, berisik tau, mecahin konsentrasi baca gue aja" kata Velcy
"Yaudah deh Vel gue ke kelas dulu ya" kata Alex
"Okay" jawab Velcy singkat
Setelah beberapa saat Alex pergi, Valen langsung menanyakan beberapa pertanyaan kepada Velcy"Itu tadi siapa?""Oh itu, namanya Alex" jawab Velcy tenang"Alex? Kelas berapa?" Tanya Valen lagi"Gatau" kata Velcy. Velcy baru tersadar kalau Ia belum menanyakan kelas Alex"Kok gatau, secara dia deket gitu sama lo sampe-sampe nyamperin lo kesini" jelas Valen
"Ya kalo itu urusan dia mau kemana aja" jawab Velcy sambil melanjutkan membaca novel
"Lo ketemu dia dimana?" Tanya Valen
"Kemaren di depan ruang BK" jawab Velcy
"Baru kemaren ketemu tapi dia udah nyamperin lo kesini, pasti ada maunya tuh orang" kata Valen
"Sst.. Udah ga usah dipikirin. Udah gue mau ngelanjutin baca novel" kata Velcy
Velcy sudah terbiasa dengan sikap over protect sahabatnya itu. Velcy merasa Valen hanya ingin melindungi sahabat-sahabatnya saja, karena Valen tidak ingin masa lalunya itu terulang akibat ulahnya. Valen memang mempunyai masa lalu yang kelam, saat Ia berumur sembilan tahun, Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau ibunya meninggal dunia akibat sebuah kecelakaan tragis. Valen merasa sangat terpukul, dia merasa dia belum sempat membahagiakan ibunya. Oleh karena itu Ia ingin membahagiakan setiap orang terdekatnya dengan memberikan sebuah perhatian yang besar.
***
"Vel, kayaknya gue udah capek ngarepin Rio mulu" kata Della
"Loh kenapa emangnya?" Tanya Velcy
"Ya abis Rionya cuek gitu sama gue, ngajak pulang bareng aja ga pernah, bahkan ngajak ke kantin juga enggak, Vel" jelas Della
"Yaudah apa gue harus ngomong sama Rio, lo tenang dulu deh nanti gue tanyain ok?" Kata Velcy
"Yaudah deh" kata Della
Karena Velcy sudah berjanji akan membantu sahabatnya itu, maka saat jam istirahat Velcy pergi menemui Rio yang sedang berada di lapangan basket
"Rio..!" Teriak Velcy
Rio segera berpaling ke arah Velcy dan Rio segera menuju ke arah Velcy tanpa mengucapkan sepatah kata pun
"Eh gue boleh nanya ga sama lo?" Tanya Velcy
"Mau nanya apaan?" Tanya Rio
"... Sebenernya menurut lo sifat Della itu gimana sih?" Tanya Velcy hati-hati
"Kenapa lo nanya gitu?" Tanya Rio balik
"... Gapapa, cuma pengen tau aja. Udah jawab aja!" Seru Velcy
"Kalo menurut gue ya Della itu anaknya childish, tapi karena sifat childishnya itu dia jadi lucu, terus asik kalo lagi sama dia.. Ya gitu lah" jelas Rio
"Lo suka ga sama dia?" Tanya Velcy terang-terangan
"Hah? Lo.." Sebelum Rio melanjutkannya Velcy segera memotong pembicaraan Rio
"Udah jangan tanya yang macem-macem dulu, lo jawab aja pertanyaan gue dengan j-u-j-u-r!" Seru Velcy
"...." Rio hanya terdiam
"Heh lo ditanya kok malah diem?" Tanya Velcy
"Eh iya.. Ya sebenernya sih gue rada suka sama Della" kata Rio
"Tapi kenapa lo ga tembak dia biar dia jadi cewe lo? Dan kenapa juga sikap lo cuek sama Della?" Tanya Velcy
"... Gue takut kalo akhirnya nanti diantara gue dan Della ga ada kecocokan, sifat kita jadi berubah satu sama lain. Gue juga gamau nantinya Della sakit hati karena gue. Kalo masalah sikap gue cuek ke dia, itu karena gue cegah perasaan gue sendiri biar gue ga makin suka sama Della. Cewe kayak Della terlalu baik buat gue" ungkap Rio
"Rio, dengerin gue. Dalam suatu hubungan ada senang dan masalah. Lancar atau tidaknya suatu hubungan itu tergantung sama keduanya. Keduanya harus mempunyai sebuah komitmen bersama dari awal mereka memulai hubungan itu. Dan perasaan seseorang juga ga bisa dibohongin termasuk perasaan lo" jelas Velcy
"Iya omongan lo ada benernya juga Vel. Oke gue akan coba" kata Rio
***
"Hai Del" sapa seseorang yang tiba-tiba mengejutkan Della dari belakang
"Hai Rio, kok tumben sih jam segini lo udah sampe sekolah?" sapa Della
"Emang kenapa? Gue ga boleh dateng jam segini?" Tanya Rio
"Bolehlah, gue cuma heran aja" kata Della
"Tadinya gue berangkat pagi mau jemput lo, Del. Tapi pas sampe rumah lo kata nyokap lo, lo udah jalan" jelas Rio
"Hah? Lo ke rumah gue tadi? Tadi malem gue ngimpi apa ya? Apa gue masih mimpi sekarang?" Kata Della
"Iya" kata Rio sambil mencubit pipi Della
"Aauu.. Kok lo nyubit sih, sakit tau" teriak Della
"Sakitkan berarti lo ga ngimpi" jawab Rio
Della hanya tersenyum. Sesampainya di kelas, Rio langsung menuju tempat duduknya, begitu juga dengan Della. Saat Della membuka loker mejanya, Ia menemukan sebuah boneka kecil dan sebuah coklat.
"Loh kok ada boneka sama coklat? Ini dari siapa? Bonekanya lucu deh Vel, liat deh imut ya" kata Della yang sifat childishnya muncul
"Iya lucu ya Del. Dari Rio kali" kata Velcy
"Mana mungkin Rio ngasih coklat sama boneka ke gue. Secara Rio cuek gitu" kata Della
"Ya kan siapa tau dia berubah" kata Velcy
Bel pulang sekolah berbunyi. Della segera merapikan peralatannya dan memasukkannya ke dalam tas. Saat itu Rio menghampiri Della
"Del, gue anterin pulang ya" kata Rio
"Boleh. Yuk" ajak Della
"Del, gimana suka sama bonekanya?" Tanya Rio
Della pun tertegun karena ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Rio
"Del, kok lo diem?" Tanya Rio lagi
"Eh iya? Boneka itu lo yang ngasih? Iya gue suka banget bonekanya lucu. Makasih ya" kata Della
"Syukur deh kalo lo suka" kata Rio
Semenjak pembicaraan Rio dan Velcy di lapangan basket. Rio tersadar kalau semua perkataan Velcy itu ada benarnya. Rio mulai menunjukkan perasaannya dan perhatiannya terhadap Della. Dan tidak lama setelah itu Della dan Rio berstatus in a relationship
***
"Velcy..!" Teriak sebuah suara
Velcy pun berpaling. Suara itu adalah suara Alex. Akhir-akhir ini Alex dan Velcy menjadi akrab satu sama lain. Alex memang suka pada Velcy karena dimata Alex, Velcy adalah perempuan yang cantik. Sedangkan Velcy mulai sedikit suka dengan Alex karena perhatiaan yang Alex berikan untuknya. Velcy dan Alex pun akhirnya menjalin status in a relationship menyusul Della dan Rio.
Sedangkan Valen merasa Velcy dan Della sibuk dengan pacar masing-masing. Untuk saat ini Valen memang tidak berniat untuk mencari pacar, Valen hanya suka pada satu orang perempuan yang Ia suka dari dulu, tapi sekarang perempuan itu sudah memiliki seorang pacar. Valen hanya bisa berharap supaya perempuan yang Ia sayangi dapat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar